di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
WPNews.Org – Dogiayai Pemerintah, beberapa denominasi gereja, Muslim dan pendatang mengutuk keras kejahatan dan barbarisme oleh aparat kriminal bersenjata penjajah TNI/POLRI yang setiap hari melakukan peredaran Miras dengan tujuan murni panggilan Tuhan untuk membunuh dan meracuni orang asli Papua. Setelah sukses menjadi agen penyebar miras khusus buat anak-anak asli Papua setelah itu anggota teroris kriminal TNI/POLRI menembak mereka secara membabi buta. Itulah tugas panggilan negara dan keberadaan penjajah Indonesia di Tanah Papua. Anggota TNI Angkatan Udara sangat bahagia sekali telah menembak Yuvensius Degei (14 tahun), Edion Tebai (14 Tahun) dan anggota terrorist TNI AU membunuh Martinus Tebai (14 Tahun) memberikan laporan langsung ke WPNews redaksi yang menyaksikan langsung kejadian pembunuhan yang telah dilakukan oleh kolonial penjajah kriminal TNI AU terhadap anak-anak asli Papua sebagai penerus bangsa Papua pada hari Minggu, 10/08/2025) di Dogiay.

di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
WPNews.Org – Pada 10 Agustus 2025, pasukan teroris kriminal bersenjata TNI dengan sengaja menembaki sekelompok anak-anak asli Papua untuk cari perhatian kebaikan Indonesia yang lagi naik daun sebab perjuangan diplomasi kemerdekaan Papua Merdeka yang semakin mendunia. Pasukan kriminal bersenjata TNI AU hanya berani menembak anak-anak sekolah tetapi sangat ketakutan ketika menghadapi Pasukan berani mati TPNPB karena tidak ada jalan lain pelampiasan amarah dilampiaskan kepada anak-anak pelajar yang tidak tahu apa-apa dan tidak berdosa menjadi tumbal bagi pelampiasan nafsu anggota teroris TNI AU pada hari minggu ini.
Anggota TNI AU yang lulusan SD dan tidak pernah sekolah dengan baik tanpa menggunakan kecerdasan otak dan juga tidak pernah belajar tanpa memberikan peringatan telah melakukan penembakan terhadap anak-anak pelajar asli orang Papua di area Bandara Moanemani, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.

di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
WPNews.Org – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito membenarkan dan mengakui bahwa anggota kriminal bersenjata TNI AU otak mati yang telah membunuh anak asli orang Papua Martinus Tebai (14 tahun) hingga tewas dan telah melakukan penembakan yang membabi buta terhadap Yuvensius Degei (14 tahun), Edion Tebai (14 Tahun) dimana WPNews menerima informasi dan saksi mata juga telah melaporkan ke WPNews langsung dari lapangan bahwa kebrutalan anggota kriminal bersenjata TNI AU telah mengakibatkan kematian Martinus Tebai, remaja berusia 14 tahun, dan luka serius pada dua anak di bawah umur lainnya, Yuvensius Degei dan Edion Tebai.
Insiden tersebut terjadi setelah pertengkaran antara pemuda setempat dan seorang migran yang telah dipercayakan dan ditugaskan oleh anggota kriminal TNI/POLRI untuk menjalankan operasi penyebaran miras. Orang ini masih aktif tugas sebagai anggota TNI dan menjalankan program President kriminal Prabowo Subianto untuk membunuh habis seluruh orang asli Papua, dengan segala cara salah satunya minuman racun alkohol. Setelah tugasnya selesai memabukkan anak-anak sekolah setelah itu menelpon anggota TNI AU untuk melakukan penembakan yang membabi buta.

di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
Ini seharusnya tugas Polisi tetapi memanfaatkan situasi ini untuk cari muka dan sensasi. Saksi mata memberikan informasi ke WPNews via phone bahwa respons pasukan keamanan bersifat cepat dan mematikan karena misi kolonial Indonesia di Papua untuk membantai, penghilangan paksa nyawa orang asli Papua, menculik dan membunuh anak-anak pelajar demi kepentingan kolonialisme penjajahan Indonesia di Papua. Jangan kaget kalau, aparat kolonial kriminal TNI Angkatan Udara tidak tahu malu tunjuk jago sangat merasa banga telah membunuh anak pelajar SMP demi kenaikan pangkat dan jabatan maka nyawa orang asli Papua mutlak untuk korbankan dengan sengaja walaupun melanggar hukum internasional. Sama dengan bangsa pilithan Tuhan Israel yang membantai seluruh anak balita, ibu-ibu hamil, anak-anak perempuan atas Alkitab, Al Quran dan kitab suci sebagai bangsa pilihan mempunyai hak mutlak untuk merampok, membunuh, membantai dan diberikan kuasa untuk menghilangkan nyawa orang asli Palestina selama ini. Aneh dan sangat mengerikan ketika orang Papua yang kerasukan setan dan iblis percaya Israel memiliki hak istimewah untuk membunuh siapa saja di seluruh dunia ini. Kenyataan yang sebenarnya didalam kitab suci Alkitab dan Torah melarang tidak boleh mengigini rumah orang lain dan tidak boleh membunuh. Hal yang sama mental penjajahan Indonesia dan Israel mempraktekan watak kolonialisme di Papua dan Palestina. Ini merupakan pelanggaran berat terhadap prosedur kepolisian berdasarkan hukum internasional.

di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
WPNews.Org menerima informasi langsung dari lokasi kejadian bahwa anggota intel polisi dan anggota aktif TNI yang selama ini menjual miras secara bebas di tempat kejadian. Ia juga mendapatkan perlindungan istimewah dari aparat teroris TNI/POLRI selama ini, walaupun pihak kecamatan, desa, tokoh masyarakat, tokoh gereja sudah melarangnya tapi masih saja menjual miras bahkan aparat kolonial TNI/POLRI masuk keluar dari tempat usahanya setiap hari. Kita telah tahu dan menyadari bahwa sebagai orang asli Papua selalu mengalami intimidasi, teror dan acaman selama ini dari aparat kriminal bersenjata TNI/POLRI. Memang benar keberadaan Indonesia sebagai penjajah melihat Papua sebagai wilayah operasi khusus untuk dimusnahkan, karena bagaimanapun Papua selamanya adalah wilayah jajahan kolonialisme Indonesia di Papua.
Aparat kriminal bersenjata bersama pendatang selalu mendistribusikan minuman beralkohol tetapi telah dicampur dengan racun dengan jangka waktu dan kadar alkohol yang cukup tinggi khusus hanya untuk orang asli Papua agar mati secara diam-diam tanpa orang asli Papua menyadarinnya atau agar masyarakat Internasional menutup mata dan tidak bertanya bagaimana sampai orang asli Papua selalu mati mendadak tanpa sakit yang dialami mereka selama ini sejak aneksasi Papua 1963 hingga detik ini.
WPNews.Org anak-anak pelajar mengkonsumsi minuman beralkohol karena dipaksa oleh anggota kriminal TNI Angkatan Udara yang ingin menambah penghasilan karena gaji-gaji pasukan TNI tidak mampu menghidupi biaya hidup anak, istri, dan keluarga sehingga sekitar pukul 14.20 di area Bandara Moanemani Terjadi pertengkaran antara seorang penduduk dan seorang imigran yang masih aktif bertugas sebagai anggota TNI (agen intel) dan sekitar pukul 17:00 TNI AU telah menembak anak-anak pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) orang asli Papua Yuvensius Degei dan Edion Tebai, keduanya berusia empat belas tahun, mengalami luka tembak di bahu kiri mereka dalam penembakan.

di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.
Ketegangan terus berlanjut hingga malam hari. Pada sekitar pukul 22.00 WIT di Kampung Ekemanida,Kamu, Dogiyai, seorang pelajar SMP, Martinus Tebai (14), tewas di tempat setelah dengan sengaja anggota kriminal bersenjata TNI AU menggunakan barang milik negara untuk membunuh Martinus karena anak asli Papua dari aparat kriminal bersenjata TNI-AU.
“Kami semua orang pendatang, bersama seluruh warga, baik warga pendatang maupun warga asli Dogiyai merasah resah atas kehadiran TNI/POLRI selama ini sangat meresahkan kerukunan antar umat bergama dan keurukunan bersama dengan orang asli Papua,” ujar pendatang yang tidak mau disebutkan namanya ke WPNews.
Para pendatang melaporkan ke redaksi WPNews bahwa bahwa “peredaran minuman keras dilindungi dan dijalankan oleh aparat keamanan TNI/POLRI untuk menciptakan kerusuhan antara pendatang dan orang asli Papua sebagai akar persoalan kerusuhan hari ini, ujarnya . “Minuman keras sedang marak di Moanemani. Kami juga mengecam keras aparat keamanan yang menembak secara membabi buta terhadap pemuda. Seharusnya, aparat mengedepankan pendekatan humanis. Ini Dogiyai, bukan binatang yang bisa ditembak sembarangan dan sesuka-sukaan,” demikian katanya ke redaksi WPNews.
“Ini manusia yang ditembak mati, seolah-olah seperti binatang,” tegas mereka.
Ketegangan berlanjut hingga malam hari. Sekitar pukul 22.00, penembakan lain oleh pasukan kriminal bersenjata TNI/POLRI di Desa Ekemanida mengakibatkan kematian Martinus Tebai. Ia ditembak dengan sengjara di paha dengan peluru menembus area genital. Saksi mata melaporkan bahwa warga, karena khawatir akan kekerasan lebih lanjut, merawat korban luka sendiri di lokasi terpencil tanpa fasilitas medis, termasuk mengeluarkan peluru secara manual oleh warga setempat. Penembakan dilaporkan berlanjut hingga dini hari Senin, tanggal 11 Agustus 2025 dini hari.
di Kabupaten Dogiyai pada hari Minggu, 10/8/2025.