Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

BeritaPerang Gerilya TPNPB

Ali Kabiay : Keluarga TNI Korban Tewas di Maybrat Akan Terima Uang Tunai Rp 500 Juta

Westpapuanews.Org, JAYAPURA — Keluarga Sersan Dua (Serda) Miskel Rumbiak yang tewas ditembak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap IV Sorong Raya di Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (20/1/2022) kemarin akan menerima dana santunan atau uang kepala sebesar Rp 500 Juta.

Hal ini dikatakan Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Albert Kabiay ketika dihubungi Westpapuanews.Org petang ini, Jumat (21/1/2022) via telepon selulernya.

“Ya, keluarga Almarhum Miskel Rumbiak di kampung Friwen, Raja Ampat, Papua Barat, akan menerima dana santunan atau kita sebut uang kepala sebesar Rp 500 Juta dari Mabes TNI,” kata Kabiay.

Dia menjelaskan, sistem pembayaran uang santunan ini berlaku sejak 2018 lalu ketika TPNPB-OPM mulai melancarkan perang gerilya dan banyak menewaskan prajurit dan perwira TNI-POLRI.

“Untuk prajurit uang kepalanya Rp 500 Juta per kepala, sedangkan yang perwira Rp 1,5 Milyar, diberikan tunai kepada keluarga anggota yang tewas ditembak TPNPB,” ungkap Kabiay.

Menurut Ali Kabiay, akibat dari banyaknya korban tewas di pihak TNI-POLRI, negara diperkirakan telah mengeluarkan biaya lebih dari Rp 32 Trilyun untuk logistik perang dan membayar santunan atau uang kepala.

Mengutip sumber DPR-RI, Ali Kabiay menyebutkan biaya sebesar Rp 32 Trilyun tersebut digunakan untuk membiayai operasi militer, termasuk logistik perang, pembelian senjata dan bom, biaya makan para prajurit dan uang kepala atau santunan kepada pihak keluarga anggota TNI dan Polri yang tewas dalam perang.

Kabiay menambahkan, akibat dari kerugian tersebut, pihak TNI dan Polri yang bertugas di lapangan dalam Satuan Tugas sudah berkali-kali menyarankan agar operasi militer dihentikan dan dicari metode lain untuk menyelesaikan masalah Papua.

“Misalnya komandan Satgas Nemangkawi di Timika, pada 2021 lalu pernah menawarkan ke pemerintah agar berunding dengan TPNPB,” terangnya.

Tetapi, jelas Kabiay, para jenderal mereka di Jakarta tetap keras kepala dan terus menjadikan operasi militer sebagai satu-satunya cara menyelesaikan masalah Papua.

“Apalagi keluarga para anggota TNI dan Polri selalu mendukung operasi militer di Papua dengan harapan ada anak, suami atau keponakan mereka tewas tertembak dan mereka bisa dapat santunan atau uang kepala,” ungkapnya.

Menurut sumber DPR-RI yang dikutip Ali Kabiay, negara akan bangkrut jika konflik militer menjalar ke semua kabupaten di Papua dari Raja Ampat sampai Merauke.

“Sehingga solusinya agar Papua aman dan negara tidak bangkrut, menurut saya hanya satu, Jakarta segera gelar perundingan dengan TPNPB-OPM dan perundingan ini harus dimediasi oleh PBB,” tegas Kabiay.

Serda Miskel Rumbiak dan empat rekannya disergap gerilyawan TPNPB-OPM pada Kamis (20/1/2022) kemarin sekitar pukul 07.00 WIT di pertengahan jalan antara Kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Akibat penyergapan itu Serda Miskel Rumbiak tewas terkena tembakan di perut bagian kanan, Serda Darusman mengalami luka tembak di bagian lengan kiri, Prada Aziz mengalami luka tembak, tangan kanan dan
Prada Abraham mengalami luka tembak di paha kanan, pundak kanan dan lengan bagian kiri.

Pihak TPNPB-OPM telah menyatakan bertanggungjawab atas kejadian ini dan secara detail menyatakan bahwa operasi penyerangan dipimpin langsung oleh Komandan Operasi Kodap IV Sorong Raya Mayor Arnoldus Kocu atas perintah Panglima Kodap IV Brigjen Denny Moos dan Wakil Panglima Kodap IV Brigjen Zakarias Fatem. [T]