OKSIBIL, Westpapuanews.Org — Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat [TPNPB] Kodap 35 Bintang Timur berhasil membakar hangus Pasar Yapimakot di Serambakon, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Pasar tersebut dijadikan target karena merupakan aset NKRI yang digunakan untuk mendorong roda ekonomi kolonial. Operasi pembakaran dilakukan pada serangan dua hari, Senin [18/9] dan Selasa [19/9].
Tidak hanya membakar pasar, TPNPB juga membakar hangus 7 kios milik warga Buton di Serambakon. Kios-kios itu telah diidentifikasi sebagai pusat Intelijen Indonesia dan dijadikan pos tersembunyi Satgas Damai Cartenz untuk memantau pergerakan TPNPB Kodap 35 Bintang Timur.
“TNI Polri [dan BIN] memasang intelijen datang membangun kios lalu memata-matai kami [TPNPB] di wilayah Pegunungan Bintang,” kata seorang gerilyawan TPNPB dalam video tepat di depan sebuah kios yang sedang terbakar.
Jangan masuk wilayah konflik
Terkait pembakaran pasar dan 7 kios milik imigran asal Buton oleh TPNPB di Serambakon, Jubir Militer TPNPB Sebby Sambom ketika dihubungi media ini mengatakan pihaknya telah mengingatkan warga imigran asal Indonesia untuk tinggalkan Papua Barat.
“Kami sudah [pernah] perintahkan bahwa warga Imigran [segera] tinggalkan Papua Barat,” kata Sebby, Kamis [21/9].
Pihak TPNPB berkali-kali mengingatkan warga pendatang untuk tidak leluasa masuk mencari makan di Papua, terutama di wilayah konflik.
Diliput berbagai media massa di Indonesia, Jubir Sebby Sambom berulang-kali memperingatkan kaum pendatang/imigran asal Indonesia untuk tidak leluasa mencari makan di Papua, terutama di Puncak Jaya, Puncak, Intan Jaya, Nduga, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Sorong-Raya.
“Anda jangan dengar perintah TNI-Polri yang mengatakan ya kami jamin keamanan masyarakat sipil, itu tidak ada jaminan. TNI-Polri tipu kamu. Kamu korban mati keluarga anda yang rugi. Oleh karena itu sekali lagi kami sampaikan bahwa segera tinggalkan wilayah perang,” kata Sebby seperti dikutip TVOne Minute pada 26 Juni 2021.
Menurut Sebby, siapa pun warga sipil imigran pendatang yang masuk mencari makan di wilayah konflik perang maka TPNPB menganggap mereka sebagai kombatan TNI-Polri atau Intelijen yang sedang melakukan penyamaran.
Tetapi peringatan pihak TPNPB acapkali tidak didengar oleh imigran Indonesia, karena terlanjur ditipu oleh propaganda TNI dan Polri tentang jaminan keamanan bagi mereka.
Diberitakan sebelumnya, pada Senin [18/9] TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pimpinan Brigjen Ananias Ati Mimin menyergap Satuan Brimob Satgas Damai Cartenz di Kampung Yapimakot, distrik Serambakon, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. [Baca disini].
Penyergapan itu menyebabkan Bripda Rudi Agung dari Brimob Polda Sulawesi Utara tewas di RSU Oksibil setelah dievakuasi dari lokasi baku tembak untuk mendapat pertolongan medis.
Sumber Westpapuanews.Org di Oksibil mengatakan, serangan TPNPB Kodap 35 Bintang Timur yang menewaskan Bripda Rudi Agung dan pembakaran pasar serta 7 kios milik imigran asal Buton telah membuat TNI dan Polri frustrasi dan mengarahkan sasaran tembak kepada warga sipil OAP.
“Sudah biasa itu, kalau mereka [TNI-Polri] korban, pasti balasnya ke OAP, karena mereka anggap OAP itu semua sama, yang TPNPB atau masyarakat biasa semua sama di mata TNI-Polri, harus dibasmi supaya tanah Papua ini diambil oleh orang Amber,” kata sumber ini.
Setidaknya ada 3 warga sipil OAP yang ditembak TNI Polri [Satgas Ops Damai Cartenz] di Oksibil, salah satunya bocah berusia 12 tahun, sebagai pembalasan atas kematian Bripda Rudi Agung dan pembakaran pasar dan 7 kios milik warga Buton oleh TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pada Senin [18/9].
Tiga warga sipil OAP yang ditembak itu masing-masing seorang bocah bernama Dobalikus Bitdana [12] ditembak di lengan kiri, Regina Bitdana [50] mengalami luka tembak di atas pergelangan kaki sebelah kiri dan Jonas Kalakmabin [35] tertembak pada mata kaki sebelah kiri. Ketiga korban sedang berada di RSU Oksibil untuk menjalani perawatan medis. [Baca disini]
Akhir 2021 lalu, akibat tidak mampu berhadapan dengan TPNPB, Brimob dan TNI membombardir Ibukota distrik Kiwirok dan beberapa kampung di sekitarnya menggunakan Drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia. [Baca disini].
Laporan investigasi Jurnalis Australia Kristo Langker menyebutkan, drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia yang digunakan TNI Polri dalam serangan brutal telah memaksa 2.000 penduduk OAP mengungsi dari kampung halaman mereka di Kiwirok dan setidaknya 297 OAP terbunuh secara langsung atau tidak langsung. [Lihat Video disini]
Indonesia dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki musuh militer, tetapi terus mempersenjatai diri untuk berperang melawan penduduknya sendiri. [W]
Pingback: Ditembak TPNPB, Maskapai Trigana Air hentikan penerbangan ke Oksibil selama 1 Minggu – Westpapuanews.Org