Jahat, TNI Paksa Mahasiswa Unmus Merauke Ikut Aksi Nusantara

Komandan Pasukan TNI sedang memastikan Mahasiswa Papua di Unmus Merauke yang menerima Beasiswa Bidik Misi harus naik ke Truk TNI. Sementara Mahasiswa Non Papua yang sedang duduk di samping dinding gedung dibiarkan. @MM

MERAUKEWestpapuanews.Org — Puluhan Anggota Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Darat (TNI-AD) yang dikomandoi salah satu perwira, Rabu (30/11) kemarin sekitar pukul 07.00 WIT muncul secara mendadak di halamam Kampus Universitas Musamus (Unmus) Merauke di Jl. Kamizaun Spadem.

Para tentara ini secara membabi-buta berteriak dan memaksa para Mahasiswa asli Papua untuk mengikuti Aksi Gerakan Nusantara Bersatu yang dipusatkan di Lapangan Mandala Merauke.

Saksi mata mengatakan, tentara hanya menyasar Mahasiswa Asli Papua yang mendapat Beasiswa Bidik Misi, sedangkan Mahasiswa Non Papua dibiarkan mengikuti aktivitas akademik seperti biasa.

“Sekitar pukul 07.00 pagi, secara tiba-tiba puluhan anggota TNI dengan berpakaian lengkap menggunakan sebuah mobil TNI masuk di lingkungan kampus dan mengatakan kepada kami bahwa Mahasiswa Anak Asli Papua yang mendapatkan Bantuan Bidik Misi sebagai syarat, diharuskan ikut dalam kegiatan ini, jika tidak nanti rasakan sendiri,” jelas saksi mata seperti dikutip Media KayiNews.

Saksi ini mengatakan, karena takut biaya bantuan studi mereka melalui Bidik Misi dihentikan, para Mahasiswa Asli Papua secara terpaksa naik mobil TNI dan diangkut ke lapangan Mandala.

“Mahasiswa Papua yang ketakutan Beasiswanya dihentikan oleh pihak militer diangkut menggunakan mobil milik TNI menuju ke tempat kegiatan sebanyak tiga kali,” kata saksi mata.

Dari pantauan Westpapuanews.Org, foto-foto Pemaksaan dan teror TNI terhadap Mahasiswa Papua di Kampus Unmus Merauke diunggah pertama kali di Akun Facebook Aktivis Papua bernama Manuel Metemko kemudian menjadi viral di jejaring Facebook dan mendapat beragam tanggapan dari para Facebooker.

“Aparat goblok, tdk tau peraturan perundang-undang, minim pendidikan,” komentar Facebooker bernama Pastocvian Zamagay.

“Cari mkn apa ini Tentara,mahasiswa smua sdah tau Papua ini mau merdeka mna mngkin mereka dengar ko,” komentar Facebooker bernama Marthen Luther.

Facebooker  lainnya, Tonen Yahudi menuliskan komentar, “Kegiatan yang tercatat dlm sejara di laksanakan di merauke menjelang tanggal 1 desember apa itu bukan kepentingan intelejen yg menggunakan orang papua yang terlibat sebagai objek klw ada mahasiswa yg asli papua yg ikut krna di paksa dan di ikut karna kemauan sendiri nya dia adalah mahasiswa seperti boneka sebagai objek di atas tanah nya”.

Akibat foto-foto pemaksaan ini beredar luas di Media Sosial, muncul tanggapan dari Facebooker di Malaysia yang bersimpati terhadap perjuangan bangsa Papua.

“Aksi refresip yg dilakukan TNI terhadap mahasiswa, jelas2 memaksa kehendak dan menyalahi ketentuan hukum yg berlaku, Dan pihak yang memaksa bisa dihukum se umur, Pemuda WP jangan diam cepat lapor Ke Komnasham tempatan,” tulis Yasser Abubakar asal Malaysia.

Lebih lanjut Yasser menulis, “Orang dari etnic melanesian disuruh bergabung dengan indonjawa yang non melanesian, bagai air dan minyak tak kan pernah dapat disatukan sampai bilapun jua, dalam undang2 negara manapun tak ada hukum yg memaksa kehendak, kerana bertentangan dengan hak azazi manusia, lalu dimana letak hati sanubari TNI”.

Ternyata, untuk melakukan Aksi Gerakan Nusantara Bersatu di Merauke, TNI tidak hanya memaksa dan mengintimidasi Mahasiswa Unmus.Mahasiswa di Kampus lainnya di Kota Rusa ini juga diteror dan digiring ke lapangan Mandala.

Bahkan, melalui kerjasama dengan para guru, TNI berhasil menggelandang anak-anak SD, SMP dan SMA mengikuti acara ini.

Dari pantauan Westpapuanews.Org, Tentara berhasil menggiring sekitar 6.000-an orang memadati lapangan Mandala Merauke mengikuti Aksi Gerakan Nusantara Bersatu dibawah panas matahari yang membakar kulit.

Aksi Gerakan Nusantara Bersatu digagas oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan melibatkan seluruh jajaran TNI di seantero Indonesia.

Aksi ini sebenarnya digagas untuk mengantisipasi perpecahan rakyat Indonesia akibat rencana demo akbar di Jakarta pada Jumat (02/12) besok sesuai skenario kudeta merangkak terhadap Presiden Jokowi yang digagas oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto dengan memanfaatkan kebodohan umat Islam dan kasus penistaan agama Islam yang dituduhkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Tetapi di Papua Aksi Gerakan Nusantara Bersatu dibelokkan menjadi aksi untuk menghadang Peringatan HUT Kemerdekaan West Papua ke-55 yang jatuh pada hari ini, Kamis, 1 Desember 2016.■

Berikut foto-foto yang diterima redaksi Westpapuanews.Org :