Keluarga Besar Masyarakat Kabupaten Nduga di Mana Pun Berada,
WestPapuaNews.Org – Telah menerima informasi langsung dari lapangan dan saksi mata menyebutkan bahwa tanah longsor adalah sengaja buatan manusia bukan dari kemarahan Alam Papua, namun hasil kerja sama pihak perusahaan perampok PT Freeport yang sedang melakukan operasi perampokan dan eksploitasi secara besar-besaran di bawah sekaligus aparat anggota kriminal bersenjata KKB kolonial militer TNI/POLRI sedang melakukan operasi militer penyisiran secara besar-besaran di Kali Panpan, Kecamatan Dal, Kabupaten Nduga pada hari Minggu, 2/11/2025.
WestPapuaNews.Org Kebiadaban bangsa binatang dan bangsa biadab kolonial Indonesia dengan sengaja menciptakan tanah longsor, agar rakyat orang asli Papua tidak boleh mencium bau kebusukan niat jahat kolonial Indonesia yang sedang berusahaa semati-matian untuk menghabiskan ras orang asli Papua kulit hitam dan berambut keriting tidak boleh ada diatas tanah Papua agar impian kolonialisme Indonesia dan penjajahan Indonesia merampok hak kesulungan orang asli Papua dipaksakan dipindahkan ke orang pendatang.
WestPapuaNews.Org bersama crews dengan hati kami yang paling, dalam penuh duka dan belasungkawa, kami menyampaikan kabar duka mendalam atas terjadinya bencana alam tanah longsor di Distrik Dal yang telah dengan sengaja dilakukan oleh kolonial NKRI, TNI/POLRI, PT. Freeport McMoran sebagai aktor utama pembunuhan anak-anak orang asli Papua yang bertempat di Kali Panpan.
Peristiwa tragis yang terjadi pada 2 November 2025 ini telah merenggut puluhan korban jiwa dan meninggalkan luka mendalam bagi seluruh masyarakat Nduga.
WestPapuaNews.Org Penggalian emas, pemboran illegal operasi eksploitasi emas PT.Freeport bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan tanah di lereng bukit longsor adalah murni buatan manusia (penjajah kolonial Indonesia), menimpa pemukiman warga, serta mengakibatkan banjir lumpur yang menghanyutkan beberapa keluarga. Banyak warga kehilangan tempat tinggal, dan sejumlah lainnya masih dinyatakan hilang.
Berikut adalah nama-nama korban yang telah teridentifikasi:
1. Endius Gwijangge – Siswa SMA PGRI Kelas 2, usia 17 tahun
2. Nendiu Gwijangge – Siswa SMP Negeri Mbua, usia 17 tahun
3. Yupin Pokneangge – Siswa SMK Yapis Kelas 1, usia 17 tahun
4. Wutukwe Tabuni – Siswa SMP Negeri Mbua, usia 17 tahun
5. Yepetena Gwijangge – Siswa SD Kelas 6, usia 13 tahun
6. Dilince Pokneangge – Siswa SD Kelas 6, usia 16 tahun
7. Penggison Gwijangge – Siswa SD Kelas 4, usia 8 tahun
8. Adince Pokneangge – Siswa SMP Kelas 3, usia 17 tahun
9. Atumina Pokneangge – Siswa SMP Kelas 2, usia 16 tahun
10. Libi Pokneangge – Anggota TPN, usia 25 tahun
11. Kalukwe – Ibu rumah tangga, usia 60 tahun
12. Mesaran Wasiagge – Petani, usia 17 tahun
13. Boniut Wasiangge – Siswa SD Kelas 3, usia 14 tahun
14. Taus Tabuni – Siswa SMP Kelas 3, usia 17 tahun
15. Anak dari Libi Pokneangge – usia 6 tahun
Jumlah korban diperkirakan masih bertambah, termasuk dari beberapa distrik bagian bawah yang belum terdata.
Kami segenap masyarakat Nduga di mana pun berada turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah ini.
Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik bagi arwah para korban dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan dalam menghadapi cobaan berat ini.
Mari kita saling menopang dalam doa dan solidaritas kemanusiaan sekaligus penjajahan kolonialisme Indonesia di Papua segera dihentikan sama sekali karena tidak memberikan keuntungan dan tidak ada jaminan keselamatan bagi orang asli Papua (Nduga) tetapi memberikan kerugian, kematian dan kekerasan kolonialisme dan penjajahan Indoensia di Papua selama lebih dari 64 tahun kolonialisme Indonesia di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat.
Wiwa-o, salam duka dan hormat dari kami semua.