Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

ArtikelBeritaIndonesia criminal regimeIndonesia Fascist StateIndonesia terrorist stateRasisme IndonesiaRasisme OtsusRekayasa TNI

Kapolres dan Dandim Kepulauan Yapen Meresahkan dan Melakukan Kejahatan di Kampung Sasawa Serui Kota

KRONOLOGI PERISTIWA BRIMOB MENDATANGI KAMPUNG SASAWA
Hari Kamis 5 Agustus 2021, pagi menjelang siang sekitar jam 11.00 WIT, Satuan kepolisian dari Satuan Brimob dan Polisi menggunakan 4 mobil jenis Avanza dan satu buah Truk Dalmas yang berangkat dari kota Serui, setelah rombongan anggota kepolisian dan Brimob memasuki wilayah perkampungan Sasawa tepat di ujung kampung sebelum memasuki perkampungan, 4 mobil Avaanza terlebih dulu memasuki perkampungan dan dari 4 mobil itu anggota kepolisian 3 mobil mobil terung dan terpencar serta menyisir perkampungan, aksi aparat ini membuat masyarakat kampung Sasawa sangat meresahkan dan ketakutan hingga banyak yang mengungsi serta kebanyakan dari mereka anak – anak terpencar dan terpisah dari orang tua mereka.
Dari kejadian penyisiran ini aparat kriminal kepolisia dan Brimob yang memasuki perkampungan ini sempat berpapasan dengan Ferdinando Worabai, selaku komandan TPN/OPM Wilayah saireri namun pada saat yang bersamaan aparat kepolisian dan Brimob juga sempat menahan 2 orang warga sipil atas nama Paulus Mambrasar (50 tahun) yang juga dalam kapasitasnya sebagai ketua Jemaat (pemimpin gereja stempat) dan seorang pemuda atas nama Baltazar Mai (35 tahun), dan kepada Paulus Mambrasar, salah seorang Anggota brimob menodongkan moncong senjata ke lehernya melihat situasi ini maka Ferdinando Worabai lebih memilih untuk tidak berbuat apa-apa dan memilih mundur sambil menarik anggota kelompoknya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan kepada masyarakat sipil yang tidak tau apa-apa.
Setelah pasukan Brimob dan polisi menahan 2 orang warga tersebut, aparat kepolisia dan Brimob tersebut terus bertahan di dalam perkampungan sambil melakukan kekerasan, intimidasi masyarakat yang tidak tahu apa-apa dengan tujuan memancing Ferdinando dan anggotanya untuk keluar agar bisa terjadi saling kontak tembak namun Ferdinando Worabai dan anggotanya tetap bertahan prinsip dan tidak terpancing sehingga dengan sendirinya tidak terjadi kontak senjata antara kedua bela pihak.
Dalam tindak aparat Brimob yang datang ke kampung Sasawa itu, sempat membuat panik dan ketakutan atas kebrutalan Brimob yang membabibuta terhadap warga masyarakat kampung sasawa, sebagaimana dituturkan oleh salah seorang saksi mata bahwa pada saat itu aparat Brimob sempat menangkap dan menahan dua wirang warga sipil atas nama Paulus Mambrasar dan Baltazar Mai dan penangkapan dan penahanan itu Paulus Mau di todong senjata dan diinterogasi dan dipaksa untuk menunjukan keberadaan Ferdinando Worabai, serta memaksanya untuk menandatangani pernyataan yang berisi persetujuan untuk membakar rumah-rumah warga kampung sasawa namun Paulus Mambrasar menolak untuk menandatangani dengan alasan mereka adalah warga masyarakat yang tidak apa, dan dirinya selaku ketua Jemaat setempat, tidak mungkin melakukan hal itu kepada warga jemaatnya sendiri, sementara itu salah satu warga atas nama Baltazar Mai di todong dan disuruh membawa beberapa orang anggota Brimob ke rumah kediamannya, setibanya di rumah Baltazar Mai, anggota Brimob itu menggerebek seisi rumahnya dalam penggerebekan itu, mereka mengambil 2 pucuk senapan angin milik Korba, dan juga sebuah pakaian loreng yang setia korban pakai untuk bekerja, barang – batang tersebut mereka ambil lalu didokumentasi sehingga beredar info di media sosial bahwa aparat Brimob berhasil mengamankan beberapa barang bukti adalah informasi yang tidak benar dan sengaja di rekayasa demi kepentingan nama baik Brimob sehingga bisa mendapatkan uang yang banyak dan mengkambing hitamkan perjuangan suci TPNPB melawan penjajahan kolonial terrorist Indonesia ditanah Papua dan Papua Barat.


Akibat kebrutalan anggota Brimob yang mengamuk dan melakukan penembakan yang membabibuta, penyiksaan, pemukulan, perampokan ternak milik warga sipil sehingga masyarakat sangat-sangat trauma dengan kehadiran criminal Brimob telah meresahkan warga di kampung Kanawa dan Sasawa sehingga banyak yang melarikan diri, dan sempat beberapa orang tua terpaksa terpencar dan terpisah dari anak – anak mereka, selanjutnya anak- anak buah dari Ferdinando Worabai bereaksi terhadap aksi aparat Brimob ini maka sejak tanggal 6 sampai dengan hari ini Kamis 12 Agustus 2021, jalur jalan dari arah jarak sekitar 500meter ujung kampung marearutu menuju sasawa telah di palang dengan penebangan pohon menutupi seluruh ruas jalan, dan menurut informasi yang kami dapatkan direncanakan hari ini Kamis 12 Agustus pihak rasis kepolisian dari Brimob yang di BKO dari biak tersebut turun kembali ke kampung Sasawa dengan menggunakan dua jalur yaitu jalur laut dengan speed boat dan jalur darat dengan kendaraan mobil, menyikapi rencana ini, Ferdinando bersama anggotanya telah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi ini.
Sampai dengan saat ini belum ada negosiasi untuk mempertemukan kedua belah pihak, sementara warga masyarakat di kampung Kanawa dan sasawa telah mengosongkan kampung, dan sedang mengungsi ke hutan.
Sudah di pastikan jika rencana aparat Brimob yang ingin kembali turun ke kampung sasawa hari ini maka pasti akan terjadi kontak senjata antara kedua bela pihak.

Peristiwa penyiksaan, pemukulan dan penyiksaan ini dilakukan demi kepentingan nafsu jabatan Bupati Kepulauan Yapen, Kapolres Yapen and Dandim untuk bisa mendapatkan kenaikan pangkat dan jabatan untuk promosi ke tingkat provinsi.

Penanggung jawab keamanan di kabupaten kepulauan Yapen :
Bupati Toni Tesar No. Hp. +62811480510
Dandim kepulauan Yapen, Leon Pangaribuan no. HP. +6281394899077
Kapolres Yapen, AKBP. Indra, no HP. +6281284302000