Organisasi Pemuda Aceh Kibarkan Bendera Bintang Bulan: Rakyat Papua Jangan Menerima Dialog Damai NKRI

WestPapuaNews:Org – ACEH  Organisasi kepemudaan garis perjuangan Aceh Merdeka   Seudang di Aceh Barat mengibarkan bendera Bintang Bulan saat menggelar upacara dalam rangka  memperingati 20 tahun penipuan, manipulasi kolonial penjajahan Indonesia ditanah Aceh perjanjian damai yang terjadi di Aceh tidak memberikan dampak positif bagi kesejahteraan rakyat Aceh. 

Bagi kami rakyat Aceh, Aceh sudah seharusnya merdeka dari penjajahan, kolonialisme, exploitasi, kesengsaraan, kemiskinan, kesehatan, pendidikan hingga merdeka secara secara penuh. Selama 20 tahun perjanjian damai ini hanya membawa kehancuran harga diri orang asli Aceh. Oleh karena itu pesan kami rakyat Pemuda gerakan Aceh Merdeka mengucapkan selamat Memperingati hari Lahirnya illegal perjanjian New York Agreement 15 Agustus 1962. Hari ini genap 63 tahun Persetujuan New York dilahirkan oleh Indonesia dan Belanda karena sengketa wilayah West Papua tanpa melibatkan orang asli Papua sebagai pemilik tanah. New York Agreement adalah naskah persetujuan yang dibuat oleh Amerika untuk mengamankan kepentingan Politik Ekonomi dunia di Papua melalui Indonesia yang mastermind kontrak karya PT. Freeport Mcmoran Henry Kissinger (Henry Alfred Kissinger) pendukung berat gerakan Zionis psychopath menjual hak kesulungan orang asli Papua ke tangan Indonesia, Belanda dan Amerika. Henry Kissinger orang Israel warga negara Amerika dan Israel.  

WPNews.Org Pesan gerakan Aceh Merdeka bahwa rakyat Papua tetap berjuang sampai Papua Merdeka dan MoU Helsinki yang dimediatori oleh Juha Christensen telah mati dan rakyat Aceh kembali berjuang untuk memerdekakan bangsa Aceh dari kolonial indonesia. Juha Christensen adalah pakar pendirinya Dialog Jakarta Papua yang saat itu dijalankan oleh almarhum Dr. Neles Tebay, yang sekarang sedang dijalankan oleh Octovianus Mote, Menase Tabuni, Markus Haluk, Victor Mambor, Jaringan Damai Papua (JDP)  dan seluruh lembaga LSM di tingkat Internasional,  Nasional, maupun di Papua mereka semua bekerja keras agar Papua tidak boleh merdeka tetapi nasib Papua mau digiring ke nasib rakyat Aceh dijebak untuk menerima MoU Helsinki Papua. Harapan kami sebagai sebangsa dan senasib tidak boleh terjadi lagi bagi rakyat Papua. Papua harus berjuang sampai Merdeka tidak boleh mempercayai lembaga-lembaga LSM karena mereka semua bagian kepanjangan tangan dari memperlambat dan sekaligus mengidentifikasi setiap pejuang murni Papua untuk dijinakkan. Agar pandangan rakyat Papua bahwa LSM yang akan bawa kemerdekaan tetapi kenyataannya mereka adalah bagian dari kepanjangan tangan kolonialisme Indonesia dan imperialisme asing international.

“”Aceh Tertipu Dua Dekade: Saatnya Bangkit, Bukan Sekadar Berdoa!”

Saudara-saudara sebangsa, khususnya rakyat Aceh yang saya cintai!

Apakah ada kata yang lebih tepat untuk manusia yang sudah ditipu berkali-kali, tetapi tetap saja percaya? Apakah ikrar Lamteh dan MoU Helsinki belum cukup mengajari kita, bahwa janji dari mereka yang berkuasa hanyalah jebakan?

Apakah kita ini ditakdirkan menjadi bangsa yang ditipu sampai akhir zaman?

Kalau begitu, kenapa kita hanya diam? Kenapa kita hanya menunggu dan berdoa, sementara penipuan terus terjadi?

Dua puluh tahun sudah MoU Helsinki ditandatangani. Seorang juru runding GAM sendiri telah mengakui: MoU itu sudah MATI!

Kalau sudah mati, mengapa setiap tahun kita memperingati kematiannya? Untuk apa berpesta di atas kuburan janji-janji palsu?    

“Damai yang sejati adalah damai yang memberikan kesejahteraan. Aceh harus merdeka! Papua harus merdeka! Maluku harus merdeka! Yang bermakna Merdeka dari kemiskinan, dari kesengsaraan, dan harus memastikan pendidikan dan kesehatan untuk seluruh rakyatnya,” kata Ketua Muda Seudang Aceh Barat, Arif Munandar, dalam keterangan tertulis yang diterima AJNN.

Arif mengatakan peringatan hari damai Aceh bukan hanya untuk mengenang lahirnya MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perjuangan rakyat Aceh belum selesai harus melawan penjajahan kolonialisme Indonesia dari tanah bangsa Aceh.

Pengibaran bendera bulan bintang di Aceh Barat. Foto: AJNN/Dok. Muda Sedang

Mereka turut mengingatkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjalankan seluruh butir yang tertuang dalam MoU Helsinki, tanpa terkecuali.

“Implementasi penuh MoU adalah kunci menjaga perdamaian yang adil dan berkelanjutan bagi Aceh,” sebutannya. Namun kita harus segera bangkit melawan penjajahan Indonesia di wilayah Aceh bersatu di dalam satu kesatuan penduduk tertindas bersama rakyat Papua, Maluku dan Aceh bagaimana bersatu di tingkat diplomasi Internasional, gerakan perjuangan Aceh, Maluku dan Papua agar NKRI harus bubar di atas tanah Aceh, Papua, dan Maluku. 

Upacara digelar di halaman terbuka pantai Aceh Barat, sembari mengenang perjuangan Teuku Umar dari penjajahan Belanda. Momen pengibaran bendera Aceh menjadi simbol persatuan dan tekad.

“Dengan makna melanjutkan perjuangan di jalur damai demi kemerdekaan Aceh dalam arti yang hakiki, bebas dari segala bentuk penderitaan rakyat,” kata dia.***

Sumber : AJN.Net

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *