Panglima TPNPB Kodap III Egianus Kogoya Tidak Terima Suap Dalam Pembebasan Pilot Philips Mehrtens

Egianus Kogeya, Pangkodap III Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Ndugama Derakma yang mengatakan kepada WPNews.Org tidak menerima suap untuk pembebasan pekerja buruh  pilot asal Selandia Baru Philips Mark Mehrents pada 21 September 2024 dibantah  oleh Egianus Kogeya, dan beberapa saksi mata yang terlibat langsung pembebasan buruh pilot tersebut.

Panglima Kodap III TPNPB bersama masyarakat Nduga yang telah menyerahkan secara langsung ke tangan Edison Gwijangge dan Juha Christensen difasilitasi oleh perunding asal Finlandia, yang terlibat dalam perundingan Gerakan Aceh Merdeka pada awal tahun 2000-an. Pembebasan dilakukan dengan mewakili negara dan negara tanpa diwakili oleh LSM and Lembaga kemanusiaan yang mencari makan atas nama derita rakyat Papua menjual isu kemanusiaan.

Juha sendiri telah mengatakan kepada WPNews.Org bahwa saya sendiri juga tidak menerima uang suap dari pikan TPNPB Kodap III Ndugama Darakma dan saya sendiri juga tidak memberikan suap sama sekali kepada pihak TPNPB pimpinan Egianus Kogeya sebab saya sendiri harus menjaga kredibilitas dan integritas saya sebagai juru runding tanpa memihak kepentingan perjuangan kemerdaan pembebasan Papua Merdeka dan kepentingan penjajahan Indonesia di Papua selama ini. Tugas utama saya sangat jelas yaitu membebaskan buruh pilot Selandia Baru secara damai tanpa Indonesia juga harus memberikan jaminan keamanan sesuai kepentingan pembebasan buruh pilot secara damai dan bermartabat tanpa ada pengorbanan darah diatara pasukan TPNPB Kodap III dan pasukan penjajahan Indonesia di seluruh wilayah Nduga dan sekitarnya!

Saya secara pribadi menyampaikan terima kasih kepada pasukan TPNPB Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogeya bersama seluruh rakyat Nduga telah menjaga baik dan menjamin keamanan terhadap buruh pilot Selandia Baru. Sebby Sambom juga telah tahu bahwa pembebasan pilot itu tidak boleh melibatkan LSM-LSM Indonesia dan Papua, dan Jedah Kemanusiaan bersama yang ingin memanfaatkan isu pembebasan buruh Pilot demi menaikan kredibitas mereka agar pemerintah Indonesia untuk memberikan jumlah dalam jumlah miliaran rupiah agar bisa dibagi-bagi diantara LSM sedangkan rakyat Nduga dan TPNPB yang selama ini menjaga pilot dengan hati yang sungguh-sungguh bisa diekploitasi secara cuma-cuma oleh kelompok Jedah Kemanusiaan, LSM-LSM Indonesia, LSM di Papua, dan beberapa media di Papua bahkan mereka telah mengutus Amateus Douw dan perempuan Australia telah tiba di Bali sebelum pembebasan pilot Selandia Baru.

Sebby sudah diberitahukan bahwa tidak boleh melibatkan ada pihak LSM-LSM nasional, International atau Lembaga Kemanusiaan tidak boleh terlibat dalam pembebasan ini (harus dijalankan secara rahasia) tanpa diketahui oleh semua orang, media nasional atau lembaga apa saja, tetapi sangat mengerikan lembaga sayap militer kemerdakaan pembebasan nasional Papua Barat lebih percaya LSM-LSM Indonesia, Papua, Media kolonial Indonesia, Komnas HAM, Human Rights Watch, dan UMWLP NGO’s . Seharusnya itu Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom, seharusnya percaya rakyat Papua dan wadah international demi pembebasan buruh pilot Philip yang seharusnya difasilitasi tingkat negara bukan tingkat LSM National dan Lokal Papua yang selama ini mencari makan dan selalu kenyang atas penderitaan rakyat Papua Barat selama ini.

Dengan pernyataan Jubir Komnas TPNPB bahwa panglima Egianus Kogeya terima uang suap adalah tidak benar karena hanya bertujuan untuk menutupi ketidak berhasilan kinerja KOMNAS TPNPB dan LSM-LSM Indonesia yang selama ini cari makan kehilangan pangung dan tidak mendapatkan keuntungan selama ini yang dinanti-natikan dengan berusaha keras memanipulasi dan merayu Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom yang tanpa tidak sadar telah mengeluarkan pernyataan tidak benar sama sekali sebab kami tidak menerima uang suap dan kami melepaskan buruh pilot secara langsung demi Kemanusiaan oleh karena itu Edison Gwijangge dan Juha Christensen menjemputnya demi menjaga keamanan Pilot Selandia Baru setelah penyerahan langsung dari tangan Panglima Kodap III Egianus Kogera membawahnya ke Timika melalui helikopter dan dijemput oleh aparat Indonesia untuk selanjutnya diterbangkan ke Jakarta.

”Yang jelasnya kami pasukan TPNPB Kodap III tidak mengkhianati perjuangan revolusi Papua Merdeka dan kami tidak menerima suap sama sekali sesuai pernyataan Jubir Komnas TPNPB Sebby Sambom, seharusnya Sebby mengucapkan terima kasih sebab keadaan pilot Philip dibebaskan secara damai dan bermartabat mengangkat nama baik perjuangan Tentara Pasukan Nasional TPNPB serta opini dunia tidak bisa hanya karena tuntutan seluruh LSM-LSM Indonesia dan jajarannya kepentingan mereka tidak terpenuhi pasukan Kodap III Ndugama dan TPNPB seluruh wilayah yang dikorbankan. Jubir Komnas TPNPB itu seharusnya membela kepentingan TPNPB mati-matian dari pada kepentingan busuk terselubung LSM-LSM Indonesia dan Papua yang selama ini sangat mudah dipercayai oleh Jubir Komnas TPNPB.

Sangat mengerikan ketika Jubir Komnas TPNPB membuka rahasia internal TPNPB di muka media kolonial Indonesia yang seharusnya ditutup mati dan tidak boleh kolonial Indonesia mengambil keuntungan untuk mengadu domba perjuangan Papua merdeka dan setiap Kodap-Kodap di wilayah Papua dan Papua Barat. Pilot Philip itu dibebaskan oleh pasukan TPNPB Kodap III bukan oleh penjajah dan kriminal polisi Indonesia yang selama ini gembar-gemborkan oleh media Indonesia dan dunia International.

“Tidak ada perpecahan internal kelompok TPNPB seluruh wilayah Papua Barat karena kepentingan pribadi dan kerjasama Komnas TPNPB dengan LSM-LSM Indonesia serta Jedah Kemanusian tidak bisa mengorbankan jerih payah kami demi kepentingan mereka yang cari muka dan sensasi dalam kesempitan agar dana dapat dikucurkan dalam jumlah miliaran rupiah ke mereka untuk exploitasi hasil perjuangan kami. Sementara penyataan-pernyataan Jubir Komnas TPNPB memberikan senjata ampuh untuk penjajah kolonial Indonesia untuk memecah-belah persatuan Papua Barat dan perjuangan TPNPB seluruh wilayah Papua Barat sangat-sangat menguntungkan pemerintah kolonial Indonesia, menguntungkan TNI dan Polri. Pembagian tersebut merupakan keberhasilan operasi non-tempur lembaga keamanan Indonesia. Hal ini sangat tidak disadari oleh Sebby Sambom, Amateus Douw, Octovianus Motte yang bukan pejuang Papua yang kerjanya mengadu domba setiap pejuang-pejuang Papua di luar negeri dan tidak mampun menyakinkan pemerintah Amerika sibuk-pulang pergi Pacific.

Kami pasukan TPNPB Kodap III sama sekali tidak menerima suap dari pemerintah Indonesia, Edison Gwijjange dan dan perunding asal Finlandia, Juha Christensen, yang terlibat dalam perundingan Gerakan Aceh Merdeka pada awal tahun 2000-an. Juga tidak memberikan suap kepada kami dan terbaliknya sebab kami menjaga perjuangan Papua Merdeka dimata dunia lebih penting dengan memberikan jaminan keselamatan buruh pilot Selandia Baru bisa kembali bertemua anak dan istrinya untuk membuktikan bahwa perjuangan Papua Merdeka itu berwibawa dan bermartabat dimata rakyat Selandia Baru dan komunitas dunia internasional.

“Sebby Sambom [Jubir TPNPB] mengatakan kalau EK [Egianus Kogeya] makan uang itu, Sebby harus keluarkan bukti tanggal sekian, bulan sekian – dari sini bahwa telah dilakukan pembayaran [Suap] untuk pembebasan pilot Selandia Baru itu. Pernyataan harus disampaikan berdasarkan bukti,” tegas Raga kepada suarapapua.com pada, Senin (30/9/2024) sebagaimana informasi yang diterima dari Egianus Kogeya.

“Sebby harus sampaikan bukti penyuapan itu, kalau sejauh belum membuktikan maka saya akan katakan Egianus dan pasukannya belum perna disuap dalam kasus pembebebasn pilot ini,” kata Raga berdasarkan informasi yang disampaikan Egianus Kogeya.

Terkait pernyataan Edison Gwijangge tentang pemberian sejumlah uang kepada masyarakat di Yuguru, Raga menyatakan itu benar, namun dana itu tidak lebih dari 50 juta dan itu bukan dengan tujuan pembebasan pilot, tetapi diberikan kepada masyarakat yang turut menjaga pilot Philip.

Kata Raga dana yang disampaikan Edison Gwijangge bukan untuk suap pembebasan pilot Mehrtens, tetapi kepada warga masyarakat yang turut menjaganya untuk makan minum bersama karena waktu itu Edison Gwijangge juga datang ke Yuguru.

“Iya beli gula kopi makan minum bersama itu yang dia sampaikan ke saya,” tukasnya.

Dana tersebut kata Raga bersumber dari dana pribadi Edison Gwijangge, bukan uang tebusan sebagaimana disampaikan Sebby Sambom.

Kata Raga, Egianus mengaku bahwa dirinya di hutan tetap fokus untuk berjuang. “Saya memang di hutan hanya mempertaruhkan segala sesuatu hanya untuk tanah ini,” kata Raga menirukan pernyataan Egianus serayakan menambahkan “pak Sebby Sambom katakan EK makan uang dari pemerintah Indonesia itu tidak ada dan tidak benar.”

“Jadi dana yang dibilang dikasih untuk suap itu tidak benar, tetapi hanya untuk makan bersama. Jumlahnya juga tidak lebih. Karena jika benar untuk minta dana tebusan, nilainya pasti besar, sehingga pastikan bahwa tidak ada pemberian dana sama sekali kepada Egianus Kogeya dan pasukannya,” tukas Raga.

Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens ketika foto bersama Pangkodap III TPNPB Ndugama Derakma, Egianus Kogeya dan anggotanya

Raga mengatakan, penahanan pilot Selandia Baru itu yang dinyatakan Egianus semata-mata hanya untuk satu tujuan yaitu untuk Papua Merdeka, bukan untuk uang.

Terkait pernyataan Sebby bahwa pembebasan pilot harus dilakukan sesuai proposal yang diajukan TPNPB kata Raga, Sebby tidak tahu apa yang dialami masyarakat di Nduga, tempat penyanderaan.

“Orang di sana pikir kalau pilot terjadi apa-apa atau sakit, jadi mereka semua jaga pilot dengan baik, supaya pilot dipulangkan dengan sehat.”

Jadi tujuan bebaskan pilot itu sebagaimana yang disampaikan Egianus hanya untuk tujuan kemanusian.

“Dan itu TPNPB mau menunjukan kepada dunia bahwa TPNPB pejuang murni pebebasan melawan kolonialisme Indonesia sangat bertanggung jawan dan sangat mengerti undang-undang internasional dengan bisa menjaga pilot walaupun pasukan terorist TNI telah melakukan pemboboman yang sangat membabibuta di seluruh kampung-kampung, tetapi pasukan TPNPB sangat bertanggung jawab bisa memulangkan pilot dengan selamat kembali ke Selandia Baru . Pasukan kemerdekaan perjuangan murni TPNPB Kodap III Ndugama telah membuktikan dan menunjukan kepada dunia bahwa TPNPB itu bukan kelompok KKB, KST, Teroris dan lain-lain pernyataan- pernyataan murahan pejajah kolonial Indonesia seperti tidak jauh bedahnya dengan pernyataan pemerintah Belanda selama 350 tahun di Indonesia dan bahasa kolonilisme yang sama sedang diperaktekan oleh negara terorist Indonesia yang lagi dan sedang menjajah rakyat Papua sampai saat ini.

“TPNPB mau menunjukan bahwa perjuangannya bukan untuk mencari makan, tetapi menunjukan kepada pemerintah untuk menuntut hak untuk merdeka.” dan kedaulatan penuh dari penjajahan Indonesia di Papua selama ini harus berakhir.

Sebby Sambom itu mestinya melihat lebih jeli apa yang terjadi di daerah Ndugama. Dalam perjuangan orang Nduga itu bukan mencari makan, tetapi benar-benar untuk perjuangan Papua Merdeka.

Namun demikian, Sebby Sambom, Jubir TPNPB dari Markas KOMNAS TPNPB Organisasi Papua Merdeka (OPM) tetap bersih keras bahwa dana yang diserahkan Edison Gwijangge merupakan uang suap untuk pembebasan pilot Phlips Mehrtens. Ini sangat memalukan sekali dan mencoreng nama baik perjuangan suci Papua Barat yang mengeluarkan pernyataan tanpa bukti tertapi berdasarkan prasangka demi kesenangan LSM-LSM Indonesia, Jedah Kemanusiaan, UMWLP NGO’s, dan LSM Papua yang telah kecolongan sebab strategi murahan mereka tidak berhasil sedangkan pasukan TPNPB melihat perjuangan Papua di kelas-kelas diplomasi pembesan sandera secara internasional dan bukan level lokal yang sangat diharapkan oleh Jubir Komnas TPNPB yang selama ini termakan tipu muslihat lembaga-lembaga kemanusiaan yang bertugas untuk menjinakkan seluruh perjuangan radikal revolusi Papua secara total.

Walaupun demikian kami juga mengucapkan terima kasih kepada Jubir Komnas TPNPB, seluruh rakyat Papua, Rakyat West Papua , Komunitas dunia International dan Finnish negosiator Juha Christensen, telah mendukung perjuangan kami dan terlibat dalam pembebasan Pilot Philips Mehrtens sejak 7 February 2023 sampai dengan 21 September 2024

Terima kasih juga mama pejuang kami Raga Kogeya telah memberikan penjelasan bahwa TPNPB tidak pernah menerima suap agar menjadi pembelajaran bagi setiap pejuang Papua merdeka dan Sebby sebagai juru bicara TPNPB pikir barang besar lebih penting dari pada emosi pribadi dibawah-bawah dalam kepentingan perjuangan bangsa mestinya perlu melihat kondisi Nduga yang sesungguhnya dari tahun ke tahun hingga saat ini.

“Rakyat Nduga itu masih menderita, sehingga Sebby harus akui dan mendukung pekerjaan Kodap III Ndugama Derakma, bukannya membantah kiri kanan,” pungkasnya.

Penyanderaan Pilot Philips Mehrtens
Pilot asal Selandia Baru itu ditahan pihak TPNPB Kodap III Ndugama Derakma ketika mendaratkan pesawat Susi Air yang ia terbangkan di Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada, 7 Februari 2023 sampai dengan 21 September 2024 dibebasakan secara langsung oleh Pasukan TPNPB dan diatar langsung oleh team negoisator international dan terpecaya dunia yang berkedudukan di Uni Eropa.

Sejak itu, ia ditahan selama 1,7 (satu tahun tujuh bulan). Ia dibebaskan pada 21 September 2024 di Yuguru, Kabupaten Nduga. Setelah dibebaskan, ia dipulangkan ke Selandia Baru melalui Jakarta.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *