Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Artikel

Seluruh Dunia yang Tidak Happy itu Orang Papua

Paskalis Kossay.@Ist

Oleh : Paskalis Kossay

Sepenggal pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe menjadi Topik goresan ini. Pernyataan selengkapnya tengah viral di media sosial sejak 8 Februari 2022 yang lalu. Kalau disimak lebih mendalam, maka pernyataan Gubernur LE ini merupakan ekspresi spontan dari refleksi panjang selama menjabat Bupati Puncak Jaya dan Gubernur Papua atas suka duka akibat konflik yang berkepanjangan yang diapami masyarakat asli Papua.

Sejarah perjalanan kehidupan orang Papua terus mencatat, bahwa sejak Orde lama Pemerintahan Presiden Soekarno dan Orde Baru Pemerintahan Presiden Soeharto sampai dengan Orde Reformasi dan Orde Otonomi Khusus saat ini , orang papua masih hidup dalam bayang-bayang kekerasan dan konflik yang berakibat terganggu keamanan dan ketenangan hidup lantas semakin sulit menikmati kebahagiaan yang sejati.

Pemerintah menjadikan papua sebagai lahan konflik untuk berbagai kepentingan , entah kepentingan politik, ekonomi dan bisnis . Kepentingan keutuhan negara hanya digunakan sebagai sempalan untuk melegitimasi kepentingan personal atau kelompok dan golongan tertentu yang kemudian menciptakan konflik baru seperti siklus musiman yang berlangsung sampai dengan hari ini.

Apa yang disampaikan Gubernur LE bahwa orang papua hidup tidak berbahagia diatas negerinya sendiri adalah sebuah pernyataan rill bertolak dari fakta kehidupan yang dirasakan dan dialami masyarakat orang asli Papua. Orang Papua hidup seperti dalam sangkar burung. Bergerak sedikit atau bersuara lantang, selalu dicurigai, dibungkam, diintimidasi, diteror mental, dan distigma sebagai separtis OPM. Dengan demikian semakin sulit menemukan arti dan makna kebahagiaan.

Padahal hakekat kebahagiaan adalah hak asasi dari setiap orang atau setiap warga negara. Karena itu negara wajib menjaga serta melindungi kebahagiaan setiap warga negara dengan cara menjaga keamanan warga, melindungi warga dari ancaman bahaya luar, membangun dan memperbaiki kesejahteraan hidup warganya, dan lain-lain.

Tetapi hampir memasuki satu abad lamanya papua menjadi bagian integral dari Indonesia ini ternyata efek kebahagiaan ada orang papua dirasakan semakin jauh dari yang diharapkan. Mengapa demikian ? Karena siklus konflik dan kekerasan tidak pernah berhenti ditengah masyarakat. Siklus konflik dan kekerasan inilah menjadi faktor yang membuat orang papua hidup tidak bahagia diatas negerinya.

Oleh sebab itu orang papua terus menangis merindukan hadirnya kebahagiaan yang hakiki. Deru tangisan ini terus akan menggema selama negara tidak ambil pusing dengan tangisan warganya. Tangisan bisa mungkin menggema semakin keras didengar pihak lain , bisa membuat situasi semakin gaduh. Karena itu , harap kiranya Pemerintah lebih bijak dan responsif menyikapi tangisan warga dengan langkah dan kebijakan tepat sesuai harapan rakyat.

Konflik dan kekerasan harus dihentikan dengan merubah pendekatan yang lebih moderat dan bersahabat yang berorientasi nilai kemanusiaan. Saling menghargai dan menghormati hak hidup serta hak asasi manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan. Menghadirkan ruang kebebasan dan berekspresi serta berpendapat bagi setiap warga sebagai bentuk partisipasi warga dalam setiap kebijakan.

Dengan demikian hakikat kebahagian warga dalam segala aspek kehidupan bisa nyata dirasakan. Kebahagiaan tidak datang sekonyong-konyong , tetapi harus diperjuangkan. Karena itu teruslah bersuara mewakili mereka yang dipersulit bersuara. Salut Bapak Gubernur Papua Lukas Enembe. Tuhan memberkatimu selalu, amin.■