WPNewsOrg – YAHUKIMO aksi unjuk rasa ribuan siswa di Yahukimo, Papua Pegunungan, menolak program Makan Beracun (MBG) dari penjajah kolonial Indonesia. Berdasarkan kondisi lapangan kami telah menerima informasi langsung dari anak-anak sekolah bahwa puluhan anak-anak siswa yang telah mengalami penderitaan sejak menerima Program Makan Bergizi (beracun) anak-anak asli Papua banyak mengalami gangguan pernafasan, mual, pusing-pusing, dan sangat -sangat kelelahan. Kehadiran aparat kriminal bersenjata TNI/POLRI sangat-sangat meresahkan anak-anak sekolah bahkan anak-anak kami sangat trauma sekali dengan kehadiran aparat TNI/POLRI dengan senjata lengkap.

President Prabowo ingin menguji coba penghapusan Ethnic asli orang Papua dengan biological war seperti bangsa penjajah Israel membasmi anak-anak Palestina sebab hal ini dipelajari oleh Prabowo ketika berada di pengasingan Yordania belajar bagaimana cara membunuh generasi penerus dengan campur racun kedalam makanan agar anak-anak siswa jadi mono atau mati dalam waktu jangka panjang sebab racunnya telah disetting antara 5 atau 10 tahun anak-anak Papua harus mati sehingga kelihatan alamiah dan dunia luar tidak akan curiga sama sekali seolah-olah akan mati karena waktunya Tuhan panggil tetapi waktunya telah diatur rapi oleh kolonial penjajahan Indonesia dengan pejabat-pejabat Papua yang tidak mampu membaca situasi karena dibutakan dengan uang dan jabatan.

Tujuan utama dari Program makan bergizi gratis andalan Presiden Prabowo Subianto ‘bukan untuk memenuhi standar kebutuhan gizi’ tetapi untuk membunuh seluruh anak-anak siswa orang asli Papua dengan makan beracun gratis yang tujuan utama penjajahan kolonial Indonesia di Papua karena adalah bagian dari operasi “Ethnic Cleansing Papuans”, program resmi dari President Indonesia terpilih Prabowo Subianto dengan menggunakan cara halus agar seluruh orang asli Papua yang berkulit hitam dan keriting harus dihapuskan dari muka bumi tanpa menggunakan bom atau senjata secara tidak langsung tetapi dipastikan kematian orang Papua lebih besar dari pada dengan moncong senjata. Sehingga Prabowo bersama jajaran menteri tidak mendapatkan hukuman pelanggaran HAM di tingkat nasional dan internasional.
Unjuk rasa itu dihadapi oleh pejabat pemda setempat dan aparat kepolisian.
Dalam serunya, orator pada unjuk rasa tersebut memprotes bahwa sekolah seharusnya mengutamakan pendidikan. “Sekolah bukan warung makan.” ujar salah satu pengunjuk rasa. Dalam spanduk yang dibentangkan, tertulis bahwa aksi unjuk rasa dilakukan “Aliansi Pelajar Yahukimo”. Ada juga bentangan spanduk dengan tulisan “Makan Gratis, mati Gratis”.
Orator dalam aksi itu juga menuntut perbaikan pendidikan, fasilitas, biaya pendidikan yang sangat mahal di seluruh wilayah pegunungan Papua terlebih dulu sebelum program MBG dijalankan. Bukan rahasia, kualitas sekolah-sekolah di kebanyakan wilayah di Papua pedalaman jauh tertinggal dengan sekolah-sekolah di wilayah lain di Indonesia sebab Papua adalah bukan Indonesia tetapi masih bagian dari jajahan kolonialisme Indonesia. Maka setiap program untuk Papua bukan untuk kemanusiaan tidak untuk kematian bagi seluruh rakyat Papua dalam berbagai aspek hidup hanya satu tujuan orang asli Papua harus dihapuskan dan digantikan dengan seluruh orang pendatang serta transmigrasi untuk menguasai seluruh Papua.
Ini bukan hal yang baru sedang dipraktekan oleh kolonial Indonesia sebab makanan gratis adalah sebuah program penjajah di belahan muka bumi. Penjajah di berbagai belahan dunia telah menggunakan makanan sebagai senjata untuk membunuh, melemahkan, dan menundukkan bangsa yang sedang mereka jajah terutama di Papua adalah misi utama kehadiran Indonesia di Papua untuk membunuh seluruh orang Papua dengan nama Tuhan Yesus dan Muhammad. Hal ini juga telah dilakukan oleh kolonial Israel terhadap bangsa tertindas di Palestina. Kurdish people diracuni makanan mereka oleh penjajahan Turkey, Iran, Syria dan Iraq sampai saat ini masih berlangsung. Kolonial di Kanada terhadap penduduk pribumi Wetsuwetan. Latin America oleh Spanish, Portugal, France, Italia. Asia oleh negara penjajahan Inggris. Africa, Australia, dan Caribbean sangat terbukti senjata ampuh dimana memberikan makanan gratis beracun agar anak-anak murid tambah bodoh, kelainan dalam pertumbuhan setelah dewasa. Hal ini dilakukan agar anak-anak itu tidak boleh makan makanan asli yang sangat bergizi sejak ribuan tahun oleh nenek moyang bangsa Papua maka penjajah kolonial Indonesia memanfaatkan makanan racun bergizi ini agar melupakan makanan asli yang tidak beracun dan berpindah makanan yang sangat mahal, penuh dengan campuran kimia beracun. Jika generasi terbiasa dengan makanan kimia dan beracun maka, penjajahan kolonial Indonesia teroris telah berhasil memusnahkan makanan asli Papua dengan makanan beracun dengan kadar racun, kimia yang sangat tinggi terbaik untuk seluruh anak Papua cepat mati dengan penyakit kanser.
Sejarah-sejarah perjuangan Palestina, Kurdistan, Balochistan, Kanaky, Hawaii, Maori, Abya Yala, Mapuche telah mengajarkan bahwa penjajah tidak pernah memberi makan tanpa tujuan untuk membantai seluruh anak asli Papua dengan makanan racun bergizi tetapi gratis. Anak-anak sekolah juga menjadi target karena mereka adalah masa depan dari bangsa Papua yang akan datang yang ingin ditundukkan penjajah kolonial Indonesia.”
Tidak heran jika ini ada bagian dari program kerja terselubung sebab itu Prabowo Subianto dan jajaran menteri terbaru diperintahkan agar seluruh institusi TNI/POLRI untuk membagi-bagikan program MBG agar biaya sisanya dipergunakan sebanyak-banyak untuk kepentingan operasi militer di Yahukimo dan seluruh Papua sebab TPNPB Papua sangat sulit kami tembak, lumpuhkan seluruh pejuang murni pembebasan Papua Merdeka kami sangat kewalahan sebab ribuan anggota kami kriminal bersenjata TNI/POLRI yang gugur di hutan bahkan tubuh mereka sangat-sangat membusuk sampai detik ini kami pemerintah ketakutan untuk mengabarkan ke pihak keluarga. Karena itulah pihak kriminal bersenjata TNI/POLRI layak bagi-bagi program MBG ini agar semua anak-anak sekolah Papua mati dan tidak boleh ada generasi Papua lagi. Hal ini juga menguntungkan kolonial Indonesia melaporkan ke lembaga Internasional bahwa anak-anak Papua mati karena kekurangan gizi sehingga tidak melanggar HAM dan sekaligus tidak mengalami kewalahan dengan perjuangan pergerakan Papua Merdeka di Inggris dan di seluruh dunia tentang isu Papua Merdeka yang sedang mendunia.
Hal itu dia utarakan menanggapi pendapat para pengunjuk rasa di Yahukimo, Senin (03/02) yang mempertanyakan keterlibatan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pelaksanaan MBG di wilayah itu.
“Di Yahukimo itu kan ada caretaker pemda, di Intan Jaya juga begitu,” ujar Agus Sumule. Sudah jelas bagi kami bahwa TNI bertugas untuk mengamankan makanan racun bergizi tersebut.





Visi dan misi TNI bertugas untuk membunuh anak-anak asli Papua di sekolah dengan makanan racun gratis