TNI  Kolonial  Teroris Kriminal  Membantai Tiga OAP termasuk Anak dibawah umur  dini hari – Intan Jaya

WPNews:Org – Indonesia kolonial kriminal teroris bersenjata TNI dengan sengaja telah menembak mati seorang anak bayi laki-laki berusia lima tahun dan dua orang dewasa terluka dalam penembakan yang sangat membabi buta ke seluruh perumahan, perkampungan masyarakat orang asli Papua yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan para pejuang kemerdekaan Papua Merdeka (TPNPB). Sangat memalukan sekali anggota teroris kriminal bersenjata TNI tidak mampu mengejar para pejuang kemerdekaan Papua TPNPB tetapi kemarahan mereka diarahkan ke masyarakat biasa  orang asli Papua sehingga anggota teroris TNI telah menembak mati rakyat biasa dini hari di Kabupaten Intan Jaya, Papua, ketika menerima telepon langsung dari lokasi kejadian kepada WPNews:Org 

Pada Selasa, 13 Mei 2025 sekitar pukul 05.00 WIT, terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan kolonial kriminal bersenjata militer Indonesia di Distrik Hitadipa, Intan Jaya, mengakibatkan telah gugurnya tiga anggota pejuang kemerdekaan Papua  TPNPB atas nama Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, dan Kanis Kogoya—serta anggota kriminal bersenjata TNI dengan sengaja telah  melukai dua orang asli Papua  lainnya akibat ledakan bom ranjau yang dengan sengaja telah dipasang oleh kriminal bersenjata penjajah kolonial militer Indonesia pada jasad korban dengan maksud jika korban tersebut di jemput oleh OAP, perawat, mantri, dokter dan masyarakat agar bisa meledak dan membunuh semua orang yang disekitarnya.

Sebelumnya, anggota kolonial teroris TNI menyerang dan melakukan penembakan secara membabi buta sejak pada pukul 04.00, militer Indonesia melancarkan operasi brutal di lima perkampungan (Desa Titigi, Desa  Ndugusiga,  Desa Jaindapa, Desa Sugapa Lama, dan Desa  Zanamba), TNI yang telah kerasukan setan dan sambil ketakutan melakukan penembakan yang sangat membabi buta telah  menembaki setiap orang asli Papua yang  saat itu  masih sedang  tidur. Akibatnya amukan anggota kriminal teroris TNI telah dengan sengaja menembak Ibu Junite Zanambani menyebabkan luka dan anaknya Minus Yegeseni, serta menembak Nopen Wandagau dan dua warga lainnya.

Tiga warga sipil—Elisa Wandagau (gembala), Ruben Wandagau (Kepala Desa Hitadipa), dan Mono Tapamina (nenek)—diculik dan dieksekusi, lalu dikremasi di Hitadipa. Enam warga lainnya melarikan diri dari Pos Militer Bilapa setelah mengetahui rencana eksekusi dari  komandan pos.  Warga sipil dari Hitadipa dan Sugapa kini mengungsi ke hutan untuk menyelamatkan diri dari operasi militer yang masif.

Selama operasi tersebut, Minus Yegeseni yang berusia lima tahun menderita luka tembak kritis di telinganya. Seorang wanita berusia tiga puluhan, Jumite Zanambani, ditembak di tangan dan masih dalam kondisi kritis di rumahnya diantar ke rumah sakit.

Para saksi mata melaporkan ke WPNews:Org melalui telepon telah melaporkan dari lapangan  bahwa enam warga sipil hilang di Distrik Hatadipa setelah operasi militer kriminal bersenjata teroris kolonial  TNI  Indonesia dan masih belum ditemukan oleh pihak keluarga yang bersangkutan sampai detik ini. Minus Yegeseni yang masih muda diangkut oleh anggota keluarga dari Distrik Hatadipa sejauh sekitar 15 km ke Rumah Sakit Daerah Sugapa pada dini hari untuk perawatan medis darurat. Sementara itu, Jumite Zanambani menerima perawatan medis tradisional di Rumah Sakit Hitadipa Classis bersama warga sipil lainnya yang terluka selama amukan kolonial Teroris anggota TNI yang membabi buta bagaikan kerasukan setan dan haus darah orang asli Papua dalam penyerangan paksa dan sangat ketakutan dalam operasi tersebut.

Saksi mata tempat kejadian  melaporkan bahwa warga sipil dari desa-desa di seluruh Distrik Hatadipa telah melarikan diri ke hutan dan ke pusat kota Sugapa untuk mencari tempat berlindung karena anggota kriminal bersenjata kolonial teroris Indonesia yang mengamuk dan membabi buta ketakutan berhadapan langsung dengan TPNPB sebab anggota TNI seperti bencong dan kelainan jiwa, sebab tidak pernah menghadapi peperangan secara langsung dan nyata. 

Click here to display content from YouTube.
Learn more in YouTube’s privacy policy.

Pernyataan Diplomat TPNPB di Amerika Serikat

Panglima TNI mengatakan telah membunuh 19 anggota TPNPB adalah sangat memalukan dan mencari sensasi sebab anggota teroris kriminal bersenjata TNI telah membunuh 3 anggota TPNPB sementara 17 orang asli Papua adalah masyarakat biasa yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan TPNPB.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *