Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Pemerintahan Sementara West PapuaSolidaritas InternasionalULMWP

HUT ke-62 Bangsa Papua : Dewan Kota Oxford kibarkan bendera Papua Barat Morning Star, gagalkan diplomasi RI

Dewan Kota Oxford, inggris, kibarkan bendera Morning Star di puncak menara Balai Kota Oxford pada HUT ke-62 Kemerdekaan Papua Barat 1 Desember 2023 / OXFORD CITY COUNCIL

OXFORD, Westpapuanews.Org — Oxford City Council atau Dewan Kota Oxford, Inggris, mengibarkan bendera Papua Barat Morning Star yang juga dikenal sebagai Bintang Fajar atau Bintang Kejora di puncak menara [bubungan] Balai Kota Oxford pada HUT ke-62 Bangsa Papua pada Jumat, 1 Desember 2023.

Pengibaran bendera Papua Barat pada momentum ke 62 tahun ini terjadi setelah pengibaran pertama kali di Kantor Nieuw Guinea Raad di Jayapura [sekarang Gedung DKIJ] pada 1 Desember 1961 turut disaksikan pemerintah Inggris.

Dewan Kota Oxford menyebutkan pengibaran bendera Papua Barat merupakan bentuk dukungan pada momentum hari kemerdekaan.

“Hari ini adalah Hari Kemerdekaan Papua Barat. Kami telah mengibarkan bendera nasional mereka dari Balai Kota Oxford sebagai bentuk dukungan,” tulis Dewan Kota Oxford di akun resmi X.Corp dan Facebook.

Pada saat yang sama Presiden Benny Wenda dan para pendukung kemerdekaan Papua Barat di Inggris dan Belanda merayakan HUT ke-62 Bangsa Papua Barat di dalam gedung Balai Kota Oxford.

Perayaan tersebut ditandai dengan pidato Presiden Benny Wenda yang merupakan pidato pertama setelah dia terpilih sebagai Presiden Sementara Papua Barat melalui Kongres I ULMWP. [Baca isi pidato lengkap disini].

Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres I ULMWP digelar di Jayapura pada 20-23 November 2023 berhasil, secara demokratis, memilih Benny Wenda sebagai Prediden dan Edison Waromi sebagai Perdana Menteri. [Baca disini].

Gagalkan diplomasi RI

Pengibaran Bendera Papua di puncak menara Balai Kota Oxford dan pergerakan diplomasi Presiden Benny Wenda di Inggris dimana secara leluasa bisa merayakan HUT ke-62 Bangsa Papua di Balai Kota Oxford membuktikan :

Pertama, kegagalan diplomasi RI melalui Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui KBRI London; Kedua, keberhasilan diplomasi ULMWP dan Pemerintah Sementara Papua Barat yang dipimpin Presiden Benny Wenda.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2021, KBRI London berupaya mematahkan pergerakan ULMWP di Inggris, secara khusus di kota Oxford. [Lihat LKJ KBRI London tahun 2021 halaman 96-97]

Dalam dokumen LKJ KBRI London halaman 96-97 dijelaskan secara rinci upaya KBRI melakukan dialog terkait perkembangan di Papua dengan pemangku kepentingan terkait seperti akademisi [Dr. Claire Smith, University of York, 8 Januari 2021] dan korporasi [British Petroleum, 18 Januari 2021].

Upaya tersebut dilanjutkan dengan pelaksanaan diplomasi kedaulatan di Oxford mengingat kota Oxford merupakan basis Free West Papua Campaign dan terdapat dukungan City Council setempat terhadap Presiden Benny Wenda, yang antara lain dilakukan melalui pengibaran bendera Bintang Kejora setiap tanggal 1 Desember.

Dalam kaitan tersebut, KBRI melakukan kegiatan : [1] Dialog Dubes RI dengan diaspora dan PPI di Oxford, tanggal 20 Januari 2021, sebagai silaturahmi dan konsolidasi dengan elemen masyarakat Indonesia dalam mendorong profil Indonesia di Oxford dan Oxfordshire.

[2] Kegiatan “Indonesia in Oxford – A day of inspirations & opportunities”, tanggal 21 Agustus 2021, yang menampilkan aspek workshop gamelan, demo kuliner, mini trade exhibition, Bahasa Indonesia; hiburan gamelan tarian dan musik modern; serta layanan konsultasi konsuler. Kegiatan terselenggara melalui kerja sama aktif dengan Oxford Indonesia Society [OXIS], PPI Oxford, dan Oxford City Council.

[3] Kegiatan ISME UK Expo, tanggal 28 November 2021, sebagai kolaborasi antara Indonesian SMEs in the UK [ISME UK], yaitu sebuah komunitas pedagang UMKM asal Indonesia di Inggris, dengan KBRI London, perwakilan Bank Indonesia, BNI, Mandiri serta PPI UK/PPI Oxford.

Terkait pengibaran Bintang Kejora, KBRI London juga melakukan langkah-langkah lain yaitu : [1] Penyampaian surat protes kepada Mayor Oxford;

[2] Lobi dan penyampaian aspirasi penurunan bendera kepada Dewan Kota melalui pengusaha Indonesia yang memiliki business interest di Oxford;

[3] Pengiriman personil untuk pengamatan langsung pengibaran bendera di Oxford;

[4] Press release sebagai upaya mengendalikan narasi yang beredar, terutama mengingat pengibaran bendera umumnya lebih banyak mendapatkan pemberitaan di Indonesia. [LiWone]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *