Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Milisi Bentukan TNIRasisme IndonesiaTerorisme TNI-POLRI

Kekerasan terhadap dua Perempuan Papua Yahukimo : TNI tuduh TPNPB tanpa bukti menunjukan skenario telah dirancang sebelumnya

Ima Selepole, seorang IRT Pengungsi di Dekai Yahukimo. Dia diperkosa dan dianiaya di Kebun tempat dia mengambil makanan. Kebun tersebut terletak di wilayah yang sepenuhnya dikuasai oleh militer Indonesia / WPNEWS

DEKAI, Westpapuanews.Org — Pertanyaan publik tentang siapa pelaku kekerasan seksual berujung pembunuhan terhadap dua perempuan Papua, Ima Selepole [29] dan Aminera Kabak [25] di Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, kini mulai terkuak.

Petunjuk ke arah pelaku  setidaknya bisa mulai ditelusuri dengan menyimak pernyataan Pangkogabwilhan III Letjen TNI Richard T. H. Tampubolon.

Dikutip dari Detiknews pada Senin [16/10], Richard yang dipastikan mengidap Rasisme serta-merta menuduh Orang Asli Papua [OAP] simpatisan TPNPB sebagai pelaku aksi sadis tersebut.

“Penganiayaan yang dilakukan oleh orang asli Papua [OAP] tak dikenal tersebut dimungkinkan adalah bagian dari kelompok KKB Kodap XVI Yahukimo,” ujar Richard.

Lebih lanjut Richard mengatakan lokasi penganiayaan kedua wanita tersebut berada di wilayah penyebaran KKB Kodap XVI Yahukimo. Kelompok itu selama ini dianggap sering meresahkan masyarakat.

“Diketahui bahwa tempat kejadian merupakan wilayah persebaran dari KKB Kodap XVI Yahukimo dan selama ini selalu meresahkan masyarakat OAP,” ungkapnya.

“Bagaimana mungkin”, Richard menambahkan, “atas nama memperjuangkan kepentingan masyarakat OAP kalau kerjanya menganiaya, memperkosa dan membunuh secara sadis dengan menusukan pisau ke kemaluan perempuan OAP.”

Skenario sudah disiapkan sebelumnya

Aktivis Papua Francis Nek Nek kepada Westpapuanews.Org mengatakan pernyataan Pangkogabwilhan III Letjen TNI Richard T. H. Tampubolon menunjukan skenario kekerasan terhadap dua perempuan Papua itu telah diatur dan dipersiapkan sebelumnya secara matang.

BACA JUGA : Dua perempuan Papua Yahukimo diperkosa dan dibunuh di area kontrol Militer Indonesia

“Alurnya jelas, siapkan skenario, kemudian lakukan eksekusi kekerasan, setelah itu membentuk opini publik menuduh OAP sebagai pelaku yang terkait TPNPB, kemudian menangkap OAP yang dijadikan  kambing hitam,” kata Francis Nek Nek.

Menurut Francis, siklus kejahatan terhadap OAP seperti ini merupakan cara kerja militer Indonesia [TNI dan Polri] berbasis rasisme.

Francis menilai pernyataan Pangkogabwilhan III Letjen TNI Richard T. H. Tampubolon memperjelas skenario militer.

Pertama, TNI langsung menuduh OAP sebagai pelaku kejahatan bertujuan untuk merendahkan OAP dan membentuk persepsi publik bahwa OAP adalah ras yang rendah, biadab dan primitif.

Kedua, menuduh TPNPB tanpa bukti, bertujuan untuk mencemarkan nama baik TPNPB, merusak reputasinya sebagai Tentara Pembebasan Rakyat Papua, menurunkan derajatnya menjadi sama seperti kelompok kriminal.

Ketiga, menyembunyikan kontrol militer Indonesia di area sekitar tempat kejadian, dengan menyebutkan area tersebut merupakan wilayah persebaran TPNPB. Padahal, seluruh wilayah sekitar itu telah disterilkan oleh Satgas Ops Damai Cartenz untuk mengantisipasi para pengungsi berkomunikasi dengan TPNPB.

Keempat, menghancurkan simpati dan dukungan rakyat Papua terhadap TPNPB dengan menyiapkan Orang Terlatih Khusus [OTK] yang juga merupakan OAP dan disuruh melakukan kekerasan, sehingga mempermudah TNI-Polri dalam menentukan kambing hitam berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan oleh saksi mata.

Diberitakan sebelumnya, Ima Selepole [29] dan Aminera Kabak [25] diperkosa, dianiaya dan dibunuh secara keji di area Kebun Kampung Baru Statistik Ujung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Rabu [11/10].

Kedua korban diperkosa dan dianiaya secara keji. Sekujur tubuh mereka penuh tusukan dan sayatan benda tajam. Kekerasan tersebut mengakibatkan Aminera Kabak meninggal di tempat kejadian beberapa saat setelah Polisi tiba.

Sementara Ima Selepole mengalami luka berat karena alat vitalnya disayat benda tajam. Dia meninggal dunia di RS Yahukimo setelah sempat menjalani perawatan. [W]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *