Kerja Upahan dan Kapital — Bab III

KARL MARX [1847]

BAB III

Kapital terdiri dari segala macam bahan-bahan mentah, perkakas-perkakas kerja dan bahan-bahan keperluan hidup yang digunakan untuk menghasilkan bahan mentah yang baru, perkakas kerja baru dan bahan-bahan keperluan hidup yang baru. Semua bagian susunan dari kapital ini adalah ciptaan kerja, barang hasil-barang hasil kerja, kerja yang telah diakumulasi. Kerja yang telah diakumulasi yang menjadi alat untuk produksi baru adalah kapital.

Demikian kata para ahli ekonomi.

Apakah seorang budak Negro itu? Seorang dari jenis bangsa yang hitam. Penjelasan yang satu sama dengan yang lainnya.

Seorang Negro adalah seorang Negro. Hanya dalam hubungan-hubungan tertentu ia menjadi budak. Mesin-pemintal kapas adalah mesin untuk memintal kapas. Hanya dalam hubungan-hubungan tertentu ia menjadi kapital. Lepas dari hubungan-hubungan ini ia bukan kapital sebagaimana juga emas itu sendiri bukanlah uang atau gula bukan harga gula.

Dalam produksi, manusia bukan saja mempengaruhi alam tetapi juga manusia sesamanya. Mereka berproduksi, mereka memasuki perhubungan dan pertalian timbal-balik yang tertentu, dan hanya didalam perhubungan dan pertalian kemasyarakatan inilah dilakukan pengaruh mereka atas alam, dilakukan produksi.

Hubungan-hubungan kemasjarakatan ini, yang dimasuki oleh penghasil-penghasil satu sama lain, di dalam mereka menukarkan kegiatan-kegiatan mereka dan ikut serta dalam seluruh aktivitas produksi, sudah tentu akan berubah-ubah menurut watak alat-alat produksi. Dengan pendapatan suatu alat perang baru, senjata api, maka seluruh organisasi intern massa terpaksa harus diubah; relasi-relasi yang di dalamnya orang-orang dapat menjadi suatu massa dan bertindak sebagai suatu massa diubah dan relasi-relasi berbagai massa satu sama lain sudah berubah juga.

Jadi hubungan-hubungan kemasyarakatan yang di dalamnya orang masing-masing berporoduksi, hubungan-hubungan produksi sosial, berubah, diubah dengan perubahan dan perkembangan alat-alat produksi material, tenaga-tenaga produktif. Hubungan-hubungan produksi dalam keseluruhannya merupakan apa yang dinamakan hubungan-hubungan sosial, masyarakat dan khususnya, suatu masyarakat pada tingkat tertentu perkembangan sejarah, suatu masyarakat dengan watak khusus yang mencirikan. Masyarakat kuno, masyarakat feodal, masyarakat borjuis, adalah keseluruhan hubungan produksi semacam ini, yang masing-masingnya bersamaan waktu itu juga menandakan suatu tingkat khusus perkembangan dalam sejarah umat manusia.

Kapital adalah juga suatu hubungan produksi sosial. Ia adalah suatu hubungan produksi borjuis, suatu hubungan produksi darimasyarakat borjuis. Bukankah bahan-bahan keperluan hidup,perkakas-perkakas kerja, bahan-bahan mentah yang menjadikankapital itu diproduksi dan diakumulasi dalam syarat sosial tertentu,di dalam hubungan-hubungan sosial tertentu? Bukankah merekadigunakan untuk produksi baru di dalam syarat-syarat socialtertentu, di dalam hubungan-hubungan sosial tertentu? Danbukankah justru watak sosial yang tertentu ini yang mengubahbarang hasil-barang hasil yang digunakan untuk produksi baru itu menjadi kapital?

Kapital terdiri, tidak hanya dari bahan-bahan keperluan hidup, perkakas-perkakas kerja dan bahan-bahan mentah, tidak hanya dari barang hasil-barang hasil meterial; ia terdiri sebanyak itu juga dari nilai-nilai tukar. Semua barang hasil yang menjadikannya itu adalah barang-dagangan. Oleh karena itu, kapital tidak hanya jumlah dari barang hasil material; ia adalah jumlah dari barang dagangan-barang dagangan, dari nilai-nilai tukar, dari besaran-besaran sosial.

Kapital tetap sama, biar kita ganti wol dengan kapas, gandum dengan beras atau kereta-api dengan kapal-uap, asal saja kapas, beras, kapal-uap–tubuh kapital–mempunjai nilai-tukar yang sama, harga yang sama dengan wol, gandum, kereta-api, yang tadinya menjelmakan kapital itu.

Tubuh kapital dapat berubah terus-menerus sedangkan kapital itu tidak mengalami perubahan sedikitpun.

Tetapi, sedang semua kapital adalah jumlah dari barang dagangan-barang dagangan, yaitu, dari nilai-nilai tukar, namun tidak setiap jumlah dari barang dagangan-barang dagangan, dari nilai-nilai tukar, adalah kapital.

Setiap jumlah nilai-nilai tukar adalah suatu nilai-tukar. Setiap nilai tukar sendiri adalah jumlah dari nilai-nilai tukar. Umpamanya rumah yang seharga 1000 mark adalah nilai-tukar 1000 mark. Sehelai kertas yang seharga satu pfennig adalah jumlah dari nila-nilai tukar 100 seperatus pfennig. Barang hasil-barang hasil yang dapat ditukar dengan barang hasil-barang hasil lain ialah barang dagangan. Perbandingan tertentu dalam mana mereka dapat ditukar merupakan nilai-tukarnya atau, dinyatakan dengan uang, harganya. Banyaknya barang hasil-barang hasil ini tak dapat mengubah apapun dalam sifat bahwa barang-barang itu menjadi barang-dagangan atau merupakan suatu nilai-tukar atau mempunyai harga tertentu. Biar sebatang pohon itu besar atau kecil ia adalah sebatang pohon. Biar kita menukar besi dengan barang hasil lain per ons atau per sentenar, apakah ini menimbulkan perbedaan wataknya sebagai barang-dagangan, sebagai nilai-tukar? Ia adalah barang-dagangan yang nilainya lebih besar atau lebih kecil, yang harganya lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada kuantitasnya.

Maka, bagaimanakah, sejumlah barang-dagangan, sejumlah nilai tukar, menjadi kapital?

Dengan memelihara dan melipatgandakan diri sebagai kekuatan kemasyarakatan yang berdiri sendiri, yaitu, sebagai suatu kekuatandari sebagian dari masyarakat, dengan jalan penukarannya dengan tenagakerja yang langsung, yang hidup. Adanya suatu klas yang tidakmemiliki apa-apa kecuali kesanggupannya untuk bekerja adalahsyarat pendahuluan yang diperlukan bagi kapital.

Hanyalah penguasaan atas kerja yang langsung, yang hidup, oleh kerja yang telah diakumulasi, yang lampau, yang telah diperbendakan itulah mengubah kerja yang sudah diakumulasi menjadi kapital.

Kapital bukannya terdiri dari hal bahwa kerja yang telah diakumulasi itu mengabdi kepada kerja hidup sebagai alat untuk produksi baru. Ia terdiri dari hal bahwa kerja hidup mengabdi kepada kerja yang sudah diakumulasi sebagai alat untuk mempertahankan dan melipatgandakan nilai-tukar kerja yang diakumulasi.

Apakah yang terjadi dalam pertukaran antara kapitalis dan buruh upahan?

Buruh menerima bahan-bahan keperluan hidup sebagai penukar tenaga kerjanya, tetapi si kapitalis menerima, sebagai penukar bahan-bahan keperluan hidupnya, kerja, aktivitas produktif buruh, daya-cipta yang dengan itu buruh tidak hanja mengganti apa yang dipakainya tetapi memberikan kepada kerja yang sudah diakumulasi suatu nilai yang lebih besar ketimbang yang dimilikinya dulu. Buruh menerima dari si kapitalis sebagian dari bahan-bahan keperluan hidup yang sudah tersedia. Apa gunanya bahan-bahan keperluan hidup ini baginya? Untuk konsumsi segera. Akan tetapi, selekas bahan keperluan hidup itu sudah saya pakai, bahan-bahan itu lenyap selama-lamanya dari saya, kecuali jika saya menggunakan waktu selama saya dapat hidup dengan bahan itu untuk menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang baru, agar selama konsumsi itu menciptakan nilai-nilai baru dengan kerja saya sebagai ganti nilai-nilai yang lenyap dalam konsumsi. Tetapi justru tenaga reproduksi yang mulia ini yang diserahkan oleh buruh kepada kapitalis sebagai penukar bahan-bahan keperluan hidup yang diterimanya. Oleh karenanya, ia telah kehilangan tenaga itu bagi dirinya.

Marilah kita ambil suatu contoh: seorang tani-penyewa memberikan buruh-hariannya lima pence sehari. Untuk lima pence ini buruh bekerja sepanjang hari diladang petani dan dengan begitu menjamin si petani mendapat penghasilan sebesar sepuluh pence. Petani tidak hanya mendapat ganti nilai yang harus diberikannya kepada buruh-harian; dia menggadaikan nilai itu. Oleh karena itu, ia telah menggunakan, telah memakai, lima pence yang telah diberikannya kepada buruh secara yang berubah, yang produktif. Ia telah membeli dengan lima pence justru kerja dan tenaga buruh itu yang menghasilkan hasil pertanian yang nilainya dua lipat dan membuat sepuluh pence dari lima. Buruh-harian, pada pihak lain, menerima sebagai ganti tenaga-produktifnya, jang hasil-kerjanya telah diberikannya kepada petani, lima pence yang ditukarkannya dengan bahan-bahan keperluan hidup dan bahan-bahan ini dihabiskannya cepat atau lambat. Oleh karena itu, lima pence ini, telah dipakai secara dua, reproduktif buat kapital, karena mereka telah ditukar dengan tenagakerja[2]  yang menghasilkan sepuluh pence, dan tidak produktif buat buruh, karena lima pence itu telah ditukar dengan bahan-bahan keperluan hidup yang lenyap untuk selama-lamanya dan yang nilainya hanya dapat didapatkannya kembali dengan mengulangi pertukaran yang sama dengan petani. Jadi kapital bersyaratkan pada kerja-upahan; kerja-upahan bersyaratkan pada kapital. Mereka dengan timbal-balik mensyaratkan hidupnya satu sama lain; mereka dengan timbal-balik melahirkan satu sama lain.

Apakah buruh dalam pabrik kapas hanya menghasilkan tekstil katun? Tidak, dia menghasilkan kapital. Ia menghasilkan nilainilai yang digunakan lagi untuk memerintah kerjanya dan dengan jalan itu menciptakan nilai-nilai baru.

Kapital hanya dapat bertambah dengan menukarkan dirinya dengan tenagakerja, dengan menghidupkan kerja-upahan. Tenaga kerja buruh-upahan hanya dapat ditukar dengan kapital dengan jalan menambah kapital, dengan memperkokoh kekuasaan yang memperbudak dia. Karenanya, bertambahnya kapital adalah bertambahnya proletariat, yaitu bertambahnya klas buruh.

Karena itu, kepentingan si kapitalis dan kepentingan buruh, adalah satu dan sama, demikian dinyatakan oleh burjuasi dan ahli ekonomi mereka. Memang! Buruh binasa jika kapital tidak mempekerjakannya. Kapital binasa jika ia tidak menghisap tenaga kerja, dan untuk menghisap itu, ia mesti membelinya. Makin cepat kapital yang ditujukan untuk produksi, yaitu kapital produktif, bertambah, makin makmur karenanya, industri, makin banyak borjuasi memperkaya dirinya dan makin baik jalan perusahaannya, maka makin banyak kaum buruh yang diperlukan kaum kapitalis, makin mahal kaum buruh menjual dirinya sendiri.

Oleh karena itu, syarat perlu untuk keadaan buruh yang agak baik ialah pertumbuhan kapital produktif yang secepat-cepatnya.

Tetapi apa pertumbuhan kapital produktif itu? Pertumbuhan kekuasaan kerja yang telah diakumulasi atas kerja hidup. Pertumbuhan penguasaan borjuasi atas kelas buruh. Jika kerja upahan menghasilkan kekayaan orang lain yang menguasai dirinya, kekuasaan yang bermusuhan dengan dirinya, kapital, maka alatalat pekerjaan, yaitu, bahan-bahan keperluan hidup, mengalir kembali kepadanya dari kekuasaan yang bermusuhan ini, dengan syarat bahwa ia membuat dirinya sekali lagi menjadi sebagian dari kapital, menjadi tuas yang melempar kapital kembali ke dalam suatu gerakan pertumbuhan yang dipercepat.

Mengatakan bahwa kepentingan kapital dan kepentingan buruh adalah satu dan sama, hanya berarti mengatakan bahwa kapital dan kerja-upahan adalah dua segi dari hubungan yang satu dan sama. Yang satu mensyaratkan yang lain tepat sebagaimana lintah-darat dan pemboros saling mensyaratkan satu sama lain.

Selama buruh-upahan adalah buruh-upahan maka nasibnya tergantung pada kapital. Itu adalah kesamaan kepentingan yang banyak dipuji-puji antara buruh dan kapital. — Bersambung ke Bab IV

Catatan:

[2] Istilah “tenagakerja” tidak ditambahkan di sini oleh Engels, tetapi sudah ada didalam teks yang diterbitkan oleh Marx dalam Neue Rheinische Zeitung.

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *