SUGAPA, Westpapuanews.Org — Pertanyaan publik tentang sebuah video yang diviralkan oleh BuzzeRp Joko Widodo tanpa keterangan di berbagai platform sosial media tetapi dinarasikan sebagai ‘TPNPB aniaya warga sipil Orang Asli Papua (OAP)’ kini terjawab sudah.
Sekelompok warga sipil OAP, diantaranya seorang wanita, adalah kelompok mata-mata atau milisi khusus yang dibentuk langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Mereka ‘dibina’ pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Papua Tengah, karena menerobos masuk ke basis pertahanan TPNPB yang dipimpin Panglima Brigjen Undius Kogoya.
Kejadian ‘pembinaan’ yang direkam video dan kini viral tanpa keterangan itu terjadi di salah satu basis pertahanan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pada Senin, 5 Desember 2022 lalu.
Sebelum ‘dibina’, mereka diinterogasi oleh pihak TPNPB. Tetapi jawaban mereka berbelit-belit dan tidak sesuai dengan data-data milik TPNPB.
Setelah menjalani ‘pembinaan’ secara militer, kelompok milisi binaan KASAD Dudung ini ditahan di Markas TPNPB dan Ketua kelompok milisi yang berdomisili di Jayapura diminta untuk bertemu pimpinan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya.
Minta senjata ke KASAD Dudung
Ketua Kelompok Milisi yang rupanya ketakutan, akhirnya melaporkan kejadian itu ke KASAD Dudung dan meminta sang Jenderal memberinya sebuah ‘alat negara’ atau senjata.
“Ijin komandan, itu anggota kami yang ditahan atau ditangkap (saat) jadi mata-mata di KKB, jadi ternyata kami lagi diancam dan dipanggil, saya sebagai Ketua di Papua dipanggil naik ke mereka supaya mereka dilepaskan,” kata Ketua Kelompok milisi dikutip dari sebuah rekaman suara yang diterima Westpapuanews.Org, Kamis (30/8).
Dari rekaman itu diketahui ketua kelompok milisi meminta ‘alat negara’ atau senjata ke KASAD Dudung untuk ‘berdiri diatas’, ‘mengambil tindakan’ karena anggotanya telah ‘dibina’ oleh TPNPB.
“Saya juga rencana mau berdiri diatas dan saya minta dukungan dari pimpinan berikan kami satu kebijakan atau sebuah alat negara yang bisa saya gunakan untuk ambil tindakan diatas karena anggota kami sudah dibikin kaya begitu. Ijin pimpinan mungkin seperti begitu, saya tunggu petunjuk,” kata sang Ketua.
Informan terpercaya Westpapuanews.Org di lingkaran TNI di Jayapura mengatakan permintaan Ketua Kelompok Milisi dipastikan akan dijawab oleh KASAD Dudung karena strategi operasi khusus TNI bersama Polri saat ini fokus kepada menciptakan konflik sesama pejuang Papua baik militer maupun sipil.
“Metode pecah-belah yang dulu dipakai hancurkan Zeth Rumkorem dan Jakob Prai masih terus digunakan. Sekarang coba ikuti aksi TNI-Polri merusak eksistensi KOMNAS-TPNPB dengan mendorong WPA menyerang KOMNAS-TPNPB di Paniai,” katanya memberi contoh.
“Contohnya lainnya TNI-Polri melalui Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen sedang bikin narasi persaingan antara Yotham Bugiangge dan Egianus Kogoya menggunakan media kredibel Kompas, itu tujuannya untuk menghancurkan TPNPB Kodap III Ndugama,” bebernya.
Dia menambahkan, konflik sesama pejuang Papua juga dimainkan di organ-organ sipil misalnya dalam tubuh KNPB. “TNI-Polri berusaha merusak eksistensi KNPB dengan cara bikin KNPB gadungan di BTN Purwodadi Sentani dan ciptakan konflik dengan KNPB Pusat,” ujarnya.
Terkait permintaan senjata ke KASAD Dudung, informan ini mengatakan akan terlihat di lapangan. “Lihat saja, kalau satu saat ada serangan bersenjata terhadap TPNPB Kodap VIII Intan Jaya oleh kelompok milisi ini berarti Jenderal Dudung sudah pasok senjata ke mereka,” pungkasnya.■