Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Militan Papua InternasionalSolidaritas Internasional

Pepera 1969 Menjadi Sorotan Reparation March di Brixton, United Kingdom

Serogo Tabuni dan Artis HipHop Inggris keturunan Jamaica.@WPNewsOrg

Westpapuanews.Org, BRIXTON/United Kingdom — Aktivis Militan Papua Internasional Serogo Tabuni bergabung dalam Reparation March yang diselenggarakan oleh bangsa Afrika di Brixton, United Kingdom, Sabtu (01/08/2020) kemarin. Kegiatan ini merupakan peringatan Hari Emansipasi Bangsa Afrika secara khusus yang pernah menjadi Koloni Inggris.

Sebagai perwakilan Papua Barat, Serogo menyoroti Penentuan Pendapat Rakyat atau PEPERA 1969.

“Pepera 1969 yang cacat dan penuh rekayasa adalah pelanggaran terhadap hak Rakyat Papua untuk menentukan nasib sendiri berdasarkan hukum internasional,” ujar Serogo kepada Westpapuanews.Org.

“Oleh karena itu,” lanjut Serogo, “kemerdekaan untuk Papua Barat akan menjadi pemulihan kedaulatan Papua dan bukan pelanggaran integritas teritorial Indonesia.”

Serogo juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekannya asal benua Afrika yang memberikan kesempatan kepada pihak Militan Papua Internasional mengambil bagian dalam Reparation March.

“Terima kasih banyak untuk semua kawan-kawan Reparations Rebellion, saudara-saudari leluhur Papua di Afrika pada Reparations March yang menunjukkan dukungan solidaritas untuk Papua Merdeka,” ucap Serogo.

Tentang Reparation March

Reparation March adalah sebuah gerakan pemulihan hak-hak bangsa Afrika untuk mengenang kembali hari emansipasi mereka dari perbudakan oleh kolonialisme dan imperialisme Inggris.

Setiap tanggal 1 Agustus dilakukan pawai yang disebut Reparation March karena itu adalah Hari Emansipasi. Pada 1 Agustus 1833 lahir Undang-Undang Penghapusan Perbudakan dan berlaku pada tanggal 1 Agustus 1834 di seluruh wilayah koloni Inggris

Makna tanggal ini dalam sejarah adalah bahwa setelah bertahun-tahun perlawanan oleh orang-orang Afrikan yang dipisahkan dari tanah air mereka, Inggris dipaksa untuk mengakui bahwa mereka tidak bisa lagi memperbudak bangsa Afrika tanpa konsekuensi yang parah.

Oleh karena itu pada setiap tanggal 1 Agustus, Inggris secara simbolis mengakui penolakan bangsa Afrika untuk menerima perbudakan dalam segala cara dan untuk mengingatkan mereka akan kebutuhan untuk emansipasi sejati yang tidak akan terjadi tanpa perbaikan hukum secara menyeluruh.■

Berikut foto-foto yang diterima Redaksi Westpapuanews.Org :