West papua, Globalindo.net // Presiden pemerintah sementara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Hon Benny Wenda, memberikan penilaian blak-blakan mengenai situasi mengerikan di Papua Barat.
“Selama bertahun-tahun, kami telah memberi tahu dunia bahwa masyarakat Papua Barat menderita akibat genosida dan ekosida,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Lebih dari 500.000 rakyat kami telah terbunuh sejak pendudukan Indonesia dimulai pada tahun 1960an. Sementara itu, jutaan hektar tanah leluhur kami telah dirusak demi keuntungan” Jelasnya.
Wenda menggambarkan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia yang dipicu oleh viralnya tagar #AllEyesonPapua.
“Masyarakat Indonesia akhirnya menyadari kejahatan yang dilakukan pemerintah indonesia di Papua Barat. Selama beberapa dekade, Indonesia telah menyembunyikan Papua Barat dari mata dunia melalui penutupan media, penyiksaan, dan pelarangan jurnalisme. Mereka telah mengubah negara kita menjadi Korea Utaranya di Pasifik” Terangnya.
Teknologi dan media sosial meruntuhkan hambatan ini. “LSM di Indonesia, kelompok solidaritas, dan masyarakat umum menemukan kebenaran tentang perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan perkebunan energi yang merusak lingkungan kita. Perjuangan masyarakat Awyu melawan proyek besar-besaran Tanah Merah cukup menyita perhatian. Tanah, tempat berburu, dan penghidupan mereka terancam. Hutan kita adalah supermarket dan lemari obat kita; tanpanya, kita tidak dapat bertahan hidup” Terangnya.
Wenda menekankan hubungan antara kerusakan lingkungan dan genosida. “Kerusakan lingkungan yang kita lihat tidak akan terjadi tanpa genosida, pembersihan etnis, dan rasisme. Indonesia menebangi hutan dan menggusur masyarakatnya untuk membuka akses terhadap lahan kita bagi perusahaan besar. Untuk menghentikan kehancuran, kita harus mengatur urusan kita sendiri, seperti yang kita lakukan ribuan tahun sebelum kolonialisme. ‘Papua Merdeka’ adalah jawaban #AllEyesonPapua” Seru Wenda.
President wenda juga menyoroti visi ULMWP untuk masa depan. “Kami menawarkan kepada dunia Visi Negara Hijau kami untuk Papua Barat yang merdeka. Visi ini, yang memanfaatkan pengetahuan masyarakat adat Papua, bertujuan untuk memerangi darurat iklim dan memulihkan keseimbangan tanah kami setelah 60 tahun penggundulan hutan. Dukung kemandirian kami, dan kami akan membantu melawan perubahan iklim dengan melindungi hutan hujan terbesar ketiga di dunia” Tawarnya.
Sejak diluncurkannya Visi Negara Hijau pada COP26, kerusakan yang terjadi semakin meningkat. “Kami telah melihat lebih banyak konsesi pertambangan, lebih banyak perkebunan minyak bio-etanol, dan lebih banyak perkebunan di tanah Papua yang dicuri” terang wenda.
Wenda juga menyerukan negara-negara Pasifik untuk menolak pengaruh Indonesia. “Pasifik akan paling menderita akibat perubahan iklim. Naiknya permukaan air laut dan meningkatnya topan mengancam seluruh negara. Para pemimpin Pasifik harus menolak diplomasi Indonesia dan mendukung Papua Barat dalam mengambil tindakan nyata terhadap perubahan iklim. Indonesia menawarkan bantuan di satu sisi dan mengambil keuntungan dari kerusakan hutan di sisi lain” Pinta Wenda.
“Kami menyerukan kepada media internasional untuk terus memperhatikan Papua. Jangan berpaling saat Indonesia menghancurkan tanah kita,” Tutup Wenda.
Pewarta : Dano Tabuni