Aku Tolak Kertas Rupiah Simbol Penjajahan Indonesia di Papua

Aku Tolak Kertas rupiah

Kolonialisme datang bukan hanya dengan senjata, Tapi dengan setumpuk kertas bernama rupiah. Mereka tahu, peluru bisa membunuh satu, Tapi uang bisa membungkam seribu mulut yang dulu bersatu.

Mereka sebar uang ke tangan-tangan lemah,
Membeli suara, membeli diam, membeli rasa kalah. Orang Papua dilarang berkata “Merdeka”,
Bukan dengan peluru, tapi dengan amplop berisi dusta.

Banyak yang dulu lantang kini terdiam, Bibirnya terkunci oleh gemerlap uang haram. Mereka hidup nyaman, tapi jiwanya terpenjara, Menjual harga diri demi hidup yang sementara dengan kertas rupiah.

Namun aku, aku menolak semua itu, Karena tanah ini bukan milik mereka yang palsu. Tanah ini warisan darah dan doa dari leluhur, Yang tak bisa dibeli meski dengan emas semurni embun subuh.

Aku lebih memilih lapar bersama tanahku, Daripada kenyang dalam pengkhianatan yang membunuh bangsaku. Biarlah aku miskin di mata dunia, Asal aku kaya dalam kehormatan dan cita-cita.

Keselamatan bangsa Papua bukan pada rupiah, Tapi pada keberanian untuk menolak tunduk dan pasrah. Kami tahu, merdeka itu jalan terjal, Tapi lebih mulia daripada jadi budak yang tinggal menengadah.

Aku tak akan tunduk pada bayangan uang, Karena aku lihat jelas: itu hanya rantai yang dipoles terang. Biarlah mereka beli segalanya yang bisa dibeli, Tapi mereka tak akan pernah bisa membeli jiwaku ini.

Dan bila kelak anak cucu bertanya: “Apa kau diam saat tanah kita dirampas begitu saja?” Aku akan jawab dengan dada tegak dan suara merdeka: “Aku tolak rupiah, demi Papua yang setia pada haknya.”

source: Namolla Amole
Nyanyian Sunyi, 21 April 2025.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *