Negara Rugi 32 T Tangani TPNPB-OPM Sejak 2018, Ali Kabiay : Solusinya Hanya Satu, Perundingan!

JAKARTA, Westpapuanews.Org — Perang Gerilya yang dilancarkan TPNPB sejak tahun 2018 hingga 2021 di Papua ternyata membuat negara Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp. 32 Trilyun.

Hal ini dibeberkan oleh Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Albert Kabiay mengutip salah satu anggota DPR-RI asal Papua yang tidak disebutkan namanya.

Mengutip sumber DPR-RI, Ali Kabiay menyebutkan biaya sebesar Rp 32 Trilyun tersebut digunakan untuk membiayai operasi militer, termasuk logistik perang, pembelian senjata dan bom, biaya makan para prajurit dan uang kepala atau santunan kepada pihak keluarga anggota TNI dan Polri yang tewas dalam perang.

“Untuk prajurit uang kepalanya Rp 500 Juta per kepala, sedangkan yang perwira Rp 1,5 Milyar, diberikan tunai kepada keluarga anggota yang tewas ditembak TPNPB,” ungkap Ali Kabiay.

Kabiay menambahkan, akibat dari kerugian tersebut, pihak TNI dan Polri yang bertugas di lapangan dalam Satuan Tugas sudah berkali-kali menyarankan agar operasi militer dihentikan dan dicari metode lain untuk menyelesaikan masalah Papua.

“Misalnya komandan Satgas Nemangkawi di Timika, beberapa bulan lalu pernah menawarkan ke pemerintah agar berunding dengan TPNPB,” terangnya.

Tetapi, jelas Kabiay, para jenderal mereka di Jakarta tetap keras kepala dan terus menjadikan operasi militer sebagai satu-satunya cara menyelesaikan masalah Papua.

“Apalagi keluarga para anggota TNI dan Polri selalu mendukung operasi militer di Papua dengan harapan ada anak, suami atau keponakan mereka tewas tertembak dan mereka bisa dapat santunan atau uang kepala,” ungkapnya.

Menurut sumber DPR-RI yang dikutip Ali Kabiay, negara akan bangkrut jika konflik militer menjalar ke semua kabupaten di Papua dari Raja Ampat sampai Merauke.

“Sehingga solusinya agar Papua aman dan negara tidak bangkrut, menurut saya hanya satu, Jakarta segera gelar perundingan dengan TPNPB-OPM dan perundingan ini harus dimediasi oleh PBB,” pungkasnya.

1 Comment

Comments are closed