Aksi Solidaritas West Papua di London untuk Jîna Amini

LONDON, Westpapuanews.Org — Serogo Tabuni dari Papua Militant International mengambil bagian dalam aksi solidaritas bersama para aktivis Kurdi di Parliament Square, London, United Kingdom pada Jumat (30/09/2022) kemarin. (Lihat Video)

Mewakili bangsa Papua, Serogo terlibat aksi solidaritas bersama bangsa Kurdi menuntut keadilan untuk Jîna Amini, seorang gadis Kurdi yang dibunuh oleh polisi moral Iran. (Baca Jîna Amini).

Aksi ini juga merupakan bentuk solidaritas terhadap anak-anak Kurdi di sekolah di Bashûr yang diserang oleh militer Iran. Bashûr adalah sebuah wilayah Kurdi Irak.

Aksi mengusung thema Jin, Jiyan, Azadi! atau Wanita, Kehidupan, Kebebasan! menampilkan bendera West Papua Morning Star dan bendera Kurdi Ala Rengîn pada satu tiang yang diangkat oleh seorang aktivis perempuan Kurdi.

Jîna Amini, gadis 22 tahun, berasal dari kota Kurdi Iran Saqez. Dia ditangkap dan dibunuh bulan lalu di Teheran oleh polisi moral karena mengenakan “pakaian yang tidak sesuai” dengan aturan rezim.

Kematiannya telah memicu demonstrasi besar pertama oposisi di jalan-jalan Iran sejak pihak berwenang bersikap keras pada protes kenaikan harga bensin 2019 lalu.

Setidaknya 83 orang termasuk anak-anak, dipastikan tewas dalam aksi-aksi protes di Teheran dan berbagai kota di Iran, menuntut perubahan aturan berpakaian.

Bangsa Kurdi adalah sebuah bangsa di Timur Tengah yang belum memiliki negara. Wilayahnya yang kaya akan minyak dikuasai oleh Turkiye, Irak, Suriah, Iran dan Armenia.

Perlawanan bangsa Kurdi terhadap otoritas di negara-negara yang mencaplok tanah dan kekayaan mereka telah berlangsung lama.

Salah satu pemimpin terkemuka Kurdi, Abdullah Ocalan, telah lama ditangkap dan dipenjara di sebuah pulau oleh rezim jahat Turkiye sejak 15 Februari 1999. (Baca disini).

“Morning Star dan Ala Rengîn berkali-kali bertemu pada satu tiang di medan juang solidaritas internasional, menunjukan kesatuan perjuangan bangsa-bangsa tertindas di seluruh dunia yang tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat agama dan prasangka rasial,” ujar Serogo Tabuni.■