Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

BeritaPerang Gerilya TPNPBProteksi Tanah Papua

TPNPB-OPM berhasil jangkau seluruh Papua, John Koknak : Selatan Papua wilayah paling strategis

John Koknak, kombatan senior TPNPB-OPM dari Selatan Papua.@WPNewsOrg

PORT MORESBY, Westpapuanews.Org — Gerakan perlawanan bersenjata TPNPB-OPM melawan pendudukan Indonesia berhasil menjangkau seluruh wilayah Papua dibuktikan dengan aksi baku tembak di 6 wilayah adat selama 10 tahun terakhir.

Wilayah adat dimaksud adalah Lapago, Meepago, Tabi, Saireri, Domberai dan Bomberai. Sedangkan wilayah adat Anim-Ha belum bergerak, padahal wilayah yang terletak di Selatan Papua ini sangat menguntungkan secara geopolitik dan geostrategis karena berbatasan dengan 3 negara.

“Wilayah selatan Papua atau Anim-Ha sangat strategis karena berbatasan langsung dengan dua negara, yaitu Papua Nugini dan Australia, dan berbatasan tidak langsung dengan satu negara yaitu Timor Leste,” kata John Koknak, kombatan senior TPNPB-OPM.

John Koknak  beri contoh, ketika dia di usia 20 tahun menjadi staf panglima pertama Kodap V TPNPB Michael Kosnan pada tahun 1977 silam di basis pertahanan sekitar Sota.

“Saat itu ada aksi kecil yang kami lakukan atas perintah Panglima Michael Kosnan, aksi itu tidak besar, tetapi langsung mendapat respon dari pihak Australia dan Papua Nugini,” ujarnya.

Menurut John, respon berupa kunjungan perwakilan pemerintah kedua negara ke markas gerilyawan ini menunjukan wilayah selatan Papua merupakan wilayah yang sangat strategis dan akan mendapat respon langsung berupa intervensi nyata apabila terjadi konflik militer skala besar.

Akibat posisi selatan Papua sebagai satu-satunya wilayah strategis di Papua dari sisi militer, kebijakan rezim Jakarta dalam mendorong proses pembangunan selalu berpatokan pada strategi kontra gerilya.

Sebut saja program jalan trans Papua, progran transmigrasi, migrasi spontan penduduk miskin dari luar Papua,  pembangunan PLBN Sota di Merauke, PLBN Yetetkun di Boven Digoel dan penempatan lokasi investasi perkebunan skala besar seperti kelapa sawit di Merauke, Boven Digoel dan Mappi.

Kemudian memecah Merauke menjadi 4 kabupaten, menambah struktur teritorial TNI dan Polri serta membentuk provinsi Papua Selatan, semua dilakukan dalam konteks kontra gerilya.

Selama satu dekade terakhir, TPNPB-OPM terus melancarkan dan meningkatkan kualitas perang gerilya dan perang propaganda untuk mendesak Indonesia duduk di meja perundingan.

“Kami TPNPB tidak ada agenda dialog, tetapi kami hanya mempunyai satu agenda yaitu mendesak Presiden Indonesia Joko Widodo bersedia untuk kami duduk di meja perundingan,” tegas juru bicara militer TPNPB-OPM Sebby Sambom beberapa waktu lalu. (Baca disini)

Terbaru, pada Kamis (29/09/2022), pasukan TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya yang mencakup wilayah adat Domberai dan Bomberai menembak mati 4 orang intelijen Indonesia yang menyamar sebagai pekerja jalan trans Papua Barat di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. (Baca disini).

Kemudian pada Jumat (30/09/2022), pasukan TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipo di wilayah adat Meepago membakar hangus kantor distrik Paniai Utara di Kebo, Kabupaten Paniai, Papua, sebagai bentuk penolakan terhadap segala program pembangunan. (Baca disini).

Dari catatan Westpapuanews.Org, TPNPB-OPM Wilayah Selatan Papua mencakup wilayah Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digoel dengan kekuatan sekitar 10 ribu pasukan aktif belum melakukan pembenahan internal sejak kematian Panglima TPNPB Wilayah Selatan Papua, Jenderal Bernard Mawen pada tahun 2018 lalu. (Baca disini).■

2 komentar pada “TPNPB-OPM berhasil jangkau seluruh Papua, John Koknak : Selatan Papua wilayah paling strategis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *