Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Pengungsi OAPRadikalisme IslamRasisme IndonesiaTerorisme TNI-POLRI

Bilang tidak ada pengungsi di Oksibil, AKBP Bayu Suseno tipu publik, diduga rasis dan terpapar Radikalisme Islam

Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno telah menipu publik soal pengungsi di Oksibil, rasis dan diduga telah terpapar Radikalisme Islam / WPNEWS

WAMENA, Westpapuanews.Org — Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno telah melakukan pembohongan publik dengan mengatakan kepada Antara, bahwa tidak ada warga Oksibil yang mengungsi pasca baku tembak antara TPNPB Kodap 35 Bintang Timur dengan TNI-Polri [Satgas Ops Damai Cartenz] pada Senin [18/9] dan Selasa [19/9] di Serambakon, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Faktanya, berdasarkan laporan warga dan rilis TPNPB, setidaknya ada 91 warga sipil Orang Asli Papua [OAP] mengungsi ke hutan setelah Satgas Ops Damai Cartenz yang frustrasi menembak 3 warga sipil OAP, salah satunya bocah berusia 12 tahun bernama Dobalikus Bitdana.

BACA JUGA : Ini data 91 pengungsi warga sipil OAP di hutan sekitar Oksibil

Warga Oksibil, Pice [bukan nama sebenarnya] mengatakan, benar, ada 91 warga sementara mengungsi ke hutan untuk selamatkan diri dari teror TNI-Polri. Dia pun membantah pernyataan AKBP Bayu Suseno yang mengatakan tidak ada pengungsi.

Bahkan Pice mengatakan, AKBP Bayu Suseno tidak hanya rasis, tetapi patut diduga telah terpapar radikalisme Islam.

“Warga mengungsi ke hutan karena takut dijadikan sasaran tembak aparat rasis TNI-Polri yang anti Kristen, kami menduga AKB Bayu Suseno yang sedang menipu publik itu rasis dan telah terpapar radikalisme Islam karena sasaran serangan militer maupun verbalnya diarahkan ke OAP Kristen,” kata Pice.

BACA JUGA : Bunuh 5 OAP Jemaat Gereja Kingmi Papua di Yahukimo, Letkol Mar Alex Zulkarnain diduga telah terpapar Radikalisme Islam

Saat 91 warga sipil OAP sedang mengungsi ke hutan sekitar Oksibil, Satgas Ops Damai Cartenz justru berusaha menerobos masuk ke Serambakon yang dikuasai TPNPB bersenjata senapan serbu otomatis AK-47, M-16, SS1-V2 Pindad dan Armalite AR-15 hanya untuk menyelamatkan 9 warga imigran Indonesia.

Dilansir dari Kompas, 9 imigran itu berinisial OES [14], IHS [24], MB [48], JM [58], SEM [1], RA [18], YA [30], YOA [30], dan FI [44]. Mereka terperangkap dalam rumah sejak baku tembak TPNPB melawan militer Indonesia pada Senin [18/9].

Sumber Westpapuanews.Org di Oksibil yang memberikan keterangan dengan syarat anonim menyebutkan, 6 dari 9 imigran Indonesia yang diselamatkan itu merupakan pemilik kios yang telah dibakar pihak TPNPB.

“Mereka yang diselamatkan itu orang Buton, 6 diantaranya pemilik kios yang TPNPB bakar di Serambakon. Mereka takurung dalam rumah selama 4 hari dan mereka punya militer [TNI-Polri] berusaha datang selamatkan,” kata dia.

Lebih lanjut sumber ini menyebutkan, Kompas tidak menyebutkan nama lengkap 9 imigran itu untuk menghindari kesan rasisme dan genosida terhadap OAP.

“Karena militer Indonesia terbukti hadir memberi rasa aman kepada imigran Indonesia, sementara pada saat yang sama ada 91 warga sipil OAP yang jadi pengungsi di tanah leluhur sendiri karena takut jadi sasaran balas dendam rasial dari Militer Indonesia,” jelas sumber ini.

Masih menurut sumber ini, militer Indonesia selalu mengarahkan moncong senjata ke warga sipil OAP ketika dipihak mereka jatuh korban dan frustrasi atau tidak mampu berhadapan dengan TPNPB.

“Sudah biasa itu, kalau mereka [TNI-Polri] korban, pasti balasnya ke OAP, karena mereka anggap OAP itu semua sama, yang TPNPB atau masyarakat biasa semua sama di mata TNI-Polri, harus dibasmi supaya tanah Papua ini diambil oleh orang Amber,” kata sumber ini. [w3nd@n@k]

One thought on “Bilang tidak ada pengungsi di Oksibil, AKBP Bayu Suseno tipu publik, diduga rasis dan terpapar Radikalisme Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *