OKSIBIL, Westpapuanews.Org — Militer Indonesia [Satgas Ops Damai Cartenz] berhasil menyelamatkan 9 warga imigran Indonesia yang terperangkap di dalam rumah pasca serangan TPNPB di distrik Serambakon Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan pada Kamis [21/9]. Menurut rencana mereka akan dievakuasi ke tempat aman di Jayapura atau Timika.
Pada saat yang sama, terdapat 91 warga sipil OAP yang terus diteror oleh Satgas Ops Damai Cartenz sehingga masih mengungsi di hutan belantara.
Dilansir dari Kompas, 9 imigran itu berinisial OES [14], IHS [24], MB [48], JM [58], SEM [1], RA [18], YA [30], YOA [30], dan FI [44]. Mereka terperangkap dalam rumah sejak baku tembak TPNPB melawan militer Indonesia pada Senin [18/9].
Sumber Westpapuanews.Org di Oksibil yang memberikan keterangan dengan syarat anonim menyebutkan, 6 dari 9 imigran Indonesia yang diselamatkan itu merupakan pemilik kios yang telah dibakar pihak TPNPB.
“Mereka yang diselamatkan itu orang Buton, 6 diantaranya pemilik kios yang TPNPB bakar di Serambakon. Mereka takurung dalam rumah selama 4 hari dan mereka punya militer [TNI-Polri] berusaha datang selamatkan,” kata dia.
Lebih lanjut sumber ini menyebutkan, Kompas tidak menyebutkan nama lengkap 9 imigran itu untuk menghindari kesan rasisme dan genosida terhadap OAP.
“Karena militer Indonesia terbukti hadir memberi rasa aman kepada imigran Indonesia, sementara pada saat yang sama ada 91 warga sipil OAP yang jadi pengungsi di tanah leluhur sendiri karena takut jadi sasaran balas dendam rasial dari Militer Indonesia,” jelas sumber ini.
Masih menurut sumber ini, militer Indonesia selalu mengarahkan moncong senjata ke warga sipil OAP ketika dipihak mereka jatuh korban dan frustrasi atau tidak mampu berhadapan dengan TPNPB.
“Sudah biasa itu, kalau mereka [TNI-Polri] korban, pasti balasnya ke OAP, karena mereka anggap OAP itu semua sama, yang TPNPB atau masyarakat biasa semua sama di mata TNI-Polri, harus dibasmi supaya tanah Papua ini diambil oleh orang Amber,” kata sumber ini.
Rilis resmi TPNPB Kodap 35 Bintang Timur menyebutkan 91 warga sipil OAP mengungsi ke hutan belantara pada Selasa [19/9] ketika TPNPB menyerang kantor distrik Serambakon dan menembak pesawat Trigana Air. Mereka mengungsi karena takut menjadi sasaran pembalasan oleh militer Indonesia.
BACA JUGA : Ini 3 warga sipil OAP di Oksibil yang ditembak TNI-Polri, salah satunya bocah berusia 12 tahun
Dari data rilis TPNPB dan laporan warga, 91 warga sipil OAP yang mengungsi terdiri dari 9 pria dewasa, 23 wanita dewasa, 4 siswa SMA, 7 siswi SMA, 8 siswa SMP, 4 siswi SMP, 2 wanita hamil, 4 pria sakit, 6 wanita sakit, 14 siswa SD dan 10 siswi SD.
Berikut daftar nama 91 warga sipil OAP yang jadi pengungsi di hutan belantara sekitar Serambakon :
9 Pria Dewasa: Ernes Ningdana, Solaus Asemki, Pabias Ningdana, Bonipasius Ningdana, Kerpasius Sasaka, Yan kalakmabin, Etman Sasaka, Allo kasipmabin dan Peli Sasaka.
23 Wanita Dewasa : Dominika Ningdana, Yostina Apintamon, Rosita Asemki, Aletina Kalakmabin, Lusia Ningdana, Ardila Kasipmabin, Kareta Kasipmabin, Elena Kalakmabin, Sina Sasaka, Masinda Kalakmabin, Yopita Asemki, Marselina Ningdana, Demiana Sitokdana, Siona Kasipmabin, Ubertina Sasaka, Yustina Ningdana, Ance Kasipmabin, Parida Sasaka, Emotina Mimin, Maria Sasaka, Donia Sasaka, Kutwil Sasaka dan Maria Sasaka.
4 Siswa SMA: Semi Oktemka, Kostan Uropmabin, Tober Oktemka dan Simei Asemki.
7 Siswi SMA: Depina Kasipmabin, Dumkon Sasaka, Dokur Uropmabin, Matea Kasipmabin, Mina Oktemka, Septemian Singleki dan Pirgomina Kasipmabin.
8 Siswa SMP: Natalis Kasipmabin, Mabin Kasipmabin, Yakobus Kasipmabin, Kristo Kasipmabin, Sianus Sasaka,
Dolpinus Sasaka, Romario Sasaka dan Robio Sasaka.
4 Siswi SMP: Linda Kasipmabin, Liana Kasipmabin, Peana Mimin dan Dalenia Sasaka.
2 Ibu Hamil : Lantas Kasipmabin dan Mutina Kalakmbain
4 Pria Sakit : Paus Kalakmabin, Erepinus Asemki, Marselius Sasaka dan Yan sasaka
6 Wanita Sakit : Monika Asemki, Olantina Asemki, Natal Asemki, Ana Asemki, Anase Singleki dan Alowesia Sasaka.
14 anak kecil [Pria] : Kaka Pimkan, Repan Kalakmabin, Yunia Kasipmabin, Yosania Ningdana, Brolio Sasaka, Dobali Sasaka, Woki Sasaka, Rino Sasaka, Deden Kasipmabin, Dusi Sasaka, Arioson Sasaka, Erman Kasipmabin, Kakamum Sasaka dan Yum Unipki Sasaka.
10 Anak Kecil [Wanita] : Ana Sasaka, Melania Sasaka, Lina Kasipmabin, Ila Sasaka, Nisania Sasaka, Seli Sasaka, Maria Sasaka,
Paka Kasipmabin, Pika Sasaka dan Teresia Sasaka.
Pada Senin [18/9] TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pimpinan Brigjen Ananias Ati Mimin menyergap Satuan Brimob Satgas Damai Cartenz di Kampung Yapimakot, distrik Serambakon, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. [Baca disini].
Penyergapan itu menyebabkan Bripda Rudi Agung dari Brimob Polda Sulawesi Utara tewas di RSU Oksibil setelah dievakuasi dari lokasi baku tembak untuk mendapat pertolongan medis.
Akhir 2021 lalu, akibat tidak mampu berhadapan dengan TPNPB, Brimob dan TNI membombardir Ibukota distrik Kiwirok dan beberapa kampung di sekitarnya menggunakan Drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia. [Baca disini].
Laporan investigasi Jurnalis Australia Kristo Langker menyebutkan, drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia yang digunakan TNI Polri dalam serangan brutal telah memaksa 2.000 penduduk OAP mengungsi dari kampung halaman mereka di Kiwirok dan setidaknya 297 OAP terbunuh secara langsung atau tidak langsung. [Lihat Video disini]
Indonesia dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki musuh militer, tetapi terus mempersenjatai diri untuk berperang melawan penduduknya sendiri. [W]
Pingback: Ditembak TPNPB, Maskapai Trigana Air hentikan penerbangan ke Oksibil selama 1 Minggu – Westpapuanews.Org