Tiga prajurit gugur di medan juang, KOMNAS TPNPB umumkan duka nasional

KENEYAM, Westpapuanews.Org — Tiga prajurit TPNPB Batalyon Alguru Kodap III Ndugama dilaporkan gugur di medan juang ketika salah satu markas mereka diserang TNI menggunakan pelontar granat/GLM, Jumat [1/9].

Mengutip Komandan Batalyon Alguru Armi Tabuni, Juru bicara militer KOMNAS-TPNPB Sebby Sambom mengatakan, identitas prajurit TPNPB yang gugur adalah Ganti Gwijangge, Werak Lokbere dan Arikheba Kogeya. Pihaknya mengumumkan duka nasional bangsa Papua pada Sabtu [2/9] kemarin.

Operasi militer dan sipil terus digelar atas perintah Joko Widodo untuk membebaskan Philip Mark Mehrtens yang disandera Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Brigjen Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023.

Sumber terpercaya di Keneyam menyebutkan, pihak TNI menerima informasi palsu bahwa posisi sandera ada di Pos Matoa Batalyon Alguru.

“Akhirnya mereka granat pos Matoa TPNPB Batalyon Alguru pada saat subuh, dikira pilot asal Selandia Baru ada disitu,” katanya.

Selain menempuh operasi militer, Joko Widodo juga diketahui menggunakan jalur sipil untuk membebaskan pilot yang merupakan karyawan Susi Pudjiastuti itu.

Sejak bulan Juli sebuah operasi intelijen dilakukan untuk membebaskan sandera pilot Susi Air menggunakan jasa pengurus Partai Gerindra bernama Michelle Kurisi Doga. [Baca disini]

Misi Michelle Kurisi Doga ke Nduga akhirnya bocor ke publik sehingga kehadirannya di Keneyam via Timika ditolak warga Nduga. Dia diusir dari Nduga sehingga harus meninggalkan Kabupaten itu dan balik ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Tetapi wanita yang terkenal suka bergaul dengan para petinggi Polisi dan Tentara di Papua ini kemudian berusaha kembali ke Nduga melalui jalur darat.

Akhirnya dia dieksekusi Batalyon Egisu Kodap III Ndugama pada Senin [28/8] ketika berusaha masuk lagi ke Nduga melalui rute Wamena – Lanny Jaya – Nduga untuk mencari tahu posisi sandera dan bertemu Egianus Kogoya untuk negosiasi.

Setelah dieksekusi oleh TPNPB Batalyon Egisu, secara serentak media massa lokal dan nasional ramai-ramai menobatkannya sebagai aktivis Kemanusiaan atau Aktivis Perempuan Papua Peduli Ibu dan Anak. [Baca disini]

Penobatan melalui media dengan narasi yang sama dan terus diulang-ulang mirip strategi penggalangan opini versi Badan Intelijen Negara [BIN]. [W]