Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

Papua Militant InternationalSolidaritas Internasional

Demo di depan Kedubes Israel di London, PMI : Israel jajah Palestina = Indonesia jajah Papua

Click here to display content from YouTube.
Learn more in YouTube’s privacy policy.

LONDON, Westpapuanews.Org — Papua Militant International [PMI] bergabung dalam aksi protes di depan Kedubes Israel di London, Inggris, pada Senin [9/10] kemarin dimana sekitar 5.000 orang memprotes kejahatan rezim fasis Zionis Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Pidato pada aksi protes itu menyoroti peran Imperialisme Inggris dan dukungannya terhadap Zionisme, mulai dari Deklarasi Balfour hingga saat ini.

Pidato juga menyebutkan nama-nama Perusahaan, Bank, dan Institusi Inggris yang mendukung penindasan Israel terhadap rakyat Palestina. 

Pidato lainnya menyerukan pembebasan tahanan Palestina, hak bangsa Palestina untuk  mendapatkan kembali tanah mereka yang dirampas, dan diakhirinya pendudukan.

Para pemrotes menyerukan, “Kami mendukung rakyat Palestina dan gerakan Perlawanan mereka.  Kemenangan bagi Perlawanan Palestina!  Boikot Israel!”

Demo tersebut dihadiri oleh kelompok Socialist Worker, International Jews dan Anti-Zionist Network. Kelompok International Jews atau Yahudi Internasional adalah Kelompok Yahudi asli yang bukan blasteran Eropa, dan sejak lama mendukung kemerdekaan Palestina.

Mereka telah hidup berdampingan dengan Bangsa Palestina secara damai sebelum para pengungsi Eropa tiba dan mendirikan negara Israel pada 1948. Kelompok ini selalu memberikan pencerahan, bahwa Zionisme bukanlah Judaisme.

Perang antara pejuang pembebasan Palestina  HAMAS yang meluncurkan serangan bertajuk ‘Badai Al-Aqsa’ dengan tentara Israel [IDF] pecah pada Sabtu [7/10], ketika  Brigade Al-Qassam [sayap militer HAMAS] secara mendadak mendarat di Sderot, Ashkelon dan Gurun Negev di Israel bagian selatan menggunakan parasut dan langsung menyerang tentara penjajah Israel yang tidak siap.

Al-Qassam juga meluncurkan 5.000 roket dari Gaza ke seluruh wilayah Israel. Roket-roket tersebut mampu menembus Iron Dome, perisai pengaman super mahal berteknologi tinggi yang dibanggakan selama ini.

Serangan mendadak pejuang pembebasan Palestina ini tidak terdeteksi sama sekali oleh Mossad, Agen intelijen Israel yang selama ini dipropagandakan sebagai yang terbaik di dunia dengan berbagai kisah heroiknya.

Berbagai media menyebutkan untuk pertama kalinya dalam sejarah penjajahan Israel terhadap Palestina, rezim fasis Israel dan rakyatnya merasa tidak berdaya ketika diserang secara tiba-tiba.

Peduduk Israel, diketahui keturunan dari mereka yang dulu tiba di Palestina sebagai pengungsi dari Eropa karena dikejar oleh Tsar Rusia dengan Pogrom-nya dan Hitler dengan Holocaust-nya kemudian diterima sebagai saudara oleh rakyat Palestina.

Tetapi, para pengungsi yang rata-rata memiliki wajah Eropa dan berbahasa Eropa ini kemudian merampas tanah Palestina dan mendirikan negara Israel pada tahun 1948 dan kini merasa nyaman karena terus dilindungi oleh rezim fasis yang dibekap Amerika, NATO, Uni Eropa dan PBB.

Dibawah dukungan Amerika, NATO, Uni Eropa dan PBB, rezim fasis Israel yang didirikan oleh para pengungsi korban Pogrom dan Holocaust itu berbalik menerapkan Pogrom dan Holocaust terhadap bangsa Palestina secara masif sejak 1948 sampai saat ini.

Fakta mengejutkan terjadi, ketika seluruh wilayah Israel kena serangan roket Palestina, untuk pertama kalinya keturunan pengungsi Eropa ini panik dan berusaha melarikan diri keluar negeri melalui Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, sebuah upaya pelarian yang langsung saja dihalangi oleh petugas Bandara dan Tentara Israel.

Situasi di Bandara Ben Gurion menjadi semakin tidak terkendali ketika sebuah roket Al-Qassam meledak di sekitar bandara Internasional yang kini telah dijadikan target sah oleh pejuang Palestina untuk dihancurkan.

Salah satu tokoh Israel yang memilih kabur ke luar negeri demi menghindari serangan pejuang Palestina adalah mantan Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang tertangkap kamera sedang Check In di Bandara Ben Gurion untuk kabur ke Amerika atau Eropa.

Rezim fasis Israel yang merasa malu karena nama besarnya, teknologi senjatanya yang mutakhir dengan Mossad sebagai intelijen yang diklaim terbaik di dunia bisa diserang oleh pejuang Palestina akhirnya memutuskan menyerang Gaza secara membabi buta menggunakan pesawat tempur.

Para pengamat militer mengatakan, Tentara fasis Israel tidak suka perang darat di Gaza karena takut dijadikan sasaran empuk Al-Qassam [dan berbagai faksi militan Palestina yang kini telah bersatu] melalui perang gerilya kota.

Laporan media terus mengapdet jumlah korban yang berjatuhan di kedua belah pihak, baik di pihak Israel dan di Palestina, yang detailnya bisa dilihat pada laporan War Monitor di Telegram.

Media-media di Indonesia yang terus mengapdet informasi perang Palestina-Israel adalah TVOne yang pro Palestina dan Kompas serta MetroTV yang pro Zionis Israel.

Israel jajah Palestina = Indonesia jajah Papua

Aktivis PMI yang telah lama membangun solidaritas dengan Bangsa Palestina dan hadir pada aksi protes di depan Kedubes Israel mengatakan kesamaan antara Israel menjajah Palestina dan Indonesia menjajah Papua.

“Negara penjajah fasis Indonesia mengutuk tindakan Israel di Palestina, sementara Indonesia menutupi tindakan barbar berupa genosida, ekosida dan etnosida terhadap ras Melanesia kulit hitam di Papua,” kata PMI.

“Jadi,” sambungnya, “Indonesia dan Israel juga tidak ada bedanya, keduanya merupakan pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan di tanah pendudukan.”

Aktivis Papua Francis Nek Nek mengatakan, basis pembenaran penjajahan Israel atas Palestina adalah klaim kepemilikan wilayah tersebut oleh Israel sebagai Tanah Terjanji yang diberikan/dijanjikan Tuhan mereka, kemudian klaim Bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan.

“Padahal klaim tersebut subjektif karena ditulis di kitab-kitab Taurat mereka di selembar Papirus oleh mereka sendiri, bukan dibuat oleh Tim Independen yang mana bisa diuji dan diklarifikasi,” kata Francis.

Menurut Francis, klaim buta Israel tersebut telah mendulang dukungan berbagai bangsa di dunia yang terlanjur percaya propaganda berbasis Kitab Suci tersebut, apalagi dengan kemunculan agama Nasrani dengan menampilkan sosok Yesus “Orang Yahudi” sebagai tokoh sentral.

“Padahal catatan sejarah dari kitab-kitab para sejarahwan yang hidup di sekitar wilayah Palestina di “jaman Yesus” tidak mencatat kisah Yesus sebagaimana disampaikan pihak gereja.

“Karena sosok Yesus dan empat Injil Sinoptik baru diciptakan oleh Gereja Katolik pada sebuah Konsili Vatikan pada tahun 300 Masehi dan kisah tersebut sepenuhnya di-copy paste dari kisah Horus pada agama Pagan Kuno di Mesir yang berkembang pada 5.000 tahun sebelum Masehi.”

Menurut Francis, sama seperti Israel yang mengklaim Palestina sebagai miliknya, klaim kepemilikan Papua oleh Indonesia juga subyektif dan palsu karena Papua diklaim pernah menjadi bagian dari wilayah Majapahit, Kesultanan Tidore dan Hindia Belanda.

“Kemudian klaim palsu melalui Roma Agreement, New York Agreement dan PEPERA 1969 yang semuanya berbasis Rasisme tetapi didukung oleh Amerika, Belanda dan PBB,” ungkapnya.

Francis menyebutkan, rezim Fasis Israel memiliki hubungan baik dan sangat rahasia dengan rezim fasis Indonesia dalam bidang perdagangan dan teknologi.

“Ada sekitar 10 produk Israel yang laris manis di Indonesia. Fasis Indonesia juga menggunakan teknologi Pegasus buatan Fasis Israel untuk menyadap pejuang Papua. Sebelumnya, Pegasus telah sukses digunakan fasis Israel menyadap pejuang Palestina, tetapi gagal di serangan Badai Al-Aqsa kali ini,” ungkap Francis.

Menurut Francis, dukungan Pemerintah Fasis Indonesia terhadap rakyat Palestina hanya kamuflase untuk menipu rakyat Palestina dan umat muslim di Indonesia agar relasinya dengan Fasis Israel tetap tidak terbaca.

“Tidak mau buka hubungan diplomatik dengan Israel adalah kamuflase paling memalukan, karena hampir sebagian besar hubungan diplomatik antara kedua negara fasis ini telah berjalan baik sejak lama, walaupun kantor Kedubes dan sosok Dubes masing-masing negara fasis ini belum pernah ada,” pungkas Francis. [W]

2 komentar pada “Demo di depan Kedubes Israel di London, PMI : Israel jajah Palestina = Indonesia jajah Papua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *