Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

KOMNAS-TPNPBPerang Gerilya TPNPB

Ditembak TPNPB, Maskapai Trigana Air hentikan penerbangan ke Oksibil selama 1 Minggu

Akibat ditembak TPNPB Kodap 35 Bintang Timur, Maskapai Trigana Air menghentikan operasinya ke Oksibil selama 1 Minggu / WPNEWS

JAYAPURA, Westpapuanews.Org — Maskapai penerbangan sipil Trigana Air membatalkan penerbangan ke Oksibil, Kabupaten Pegubin, Provinsi Papua Pegunungan selama satu minggu terhitung sejak Kamis [21/9] sampai Kamis [28/9]. Ini akibat sebuah pesawat sipil berjenis ATR milik maskapai itu ditembak TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pada serangan hari kedua di Oksibil pada Selasa [19/9].

Penembakan terhadap pesawat Trigana Air dilakukan karena maskapai penerbangan sipil itu diketahui aktif mengangkut pasukan dan logistik militer TNI-Polri dari Jayapura ke Oksibil. Selain penembakan Trigana Air di Oksibil, TPNPB juga telah mewajibkan kombatannya di seluruh Papua untuk menembak pesawat sipil Smart Air untuk alasan yang sama.

BACA JUGA : Jika Gunakan Manpads 9K38 Igla Buatan Rusia, TPNPB-OPM Bisa Tutup Semua Bandara di Papua

Rilis resmi TPNPB seperti diumumkan Jubir Militer TPNPB Sebby Sambom menyebutkan, pesawat Trigana Air ditembak TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pada serangan hari kedua pada Selasa [19/9].

“Pasukan TPNPB Komando Daerah Pertahanan [KODAP] 35 Bintang Timur telah berhasil tembak pesawat Trigana Air.
Dan sepanjang distrik Serambakon kabupaten Pegunungan Bintang
semua dipenuhi dengan militer TPNPB,” kata Sebby mengutip laporan dari lapangan.

TPNPB Kodap 35 Bintang Timur mengklaim telah menguasai Serambakon sehingga mempersempit ruang gerak TNI-Polri [Satgas Ops Damai Cartenz].

“Jadi ruang gerak TNI-Polri [Satgas Ops Damai Cartenz] sudah tidak ada lagi, keluar sedikit akan kami tembak mati. Semua [medan] hutan belantara di wilayah Pegunungan Bintang Papua [Pegunungan] [sudah] dikuasai TPNPB,” kata Sebby.

Sementara itu Humas Bandara Sentani Surya Eka kepada wartawan mengatakan pesawat Trigana sudah tidak terbang ke Oksibil sejak Kamis [21/9].

“Dari laporan yang diterima sejak kemarin Trigana tidak terbang ke Oksibil baik pesawat penumpang mau kargo,” kata Surya, Jumat [22/9].

Deputy Area Manager Papua Trigana Air Ahmad Irwan Rochendi secara terpisah mengakui, untuk sementara penerbangan baik penumpang maupun cargo ke Oksibil dihentikan sementara, sejak Kamis [21/9] penerbangan ke Oksibil dihentikan sementara karena faktor keamanan.

“Apalagi beredar video penembakan yang dilakukan kelompok bersenjata terhadap pesawat yang melintas sehingga demi keamanan penumpang dan awak penerbangan maka untuk sementara menghentikan penerbangan ke rute tersebut,” kata Ahmad.

Dikatakan Ahmad, rencananya Minggu
[24/9] tim Jakarta akan melakukan pertemuan dengan pihak keamanan dan pengelola Bandara Oksibil sebelum memastikan mengoperasikan kembali pesawat untuk layani Jayapura-Oksibil, jelas Irwan.

Kepala Unit Pengelola Bandar Udara [UPBU] Oksibil Agus Hadi sebelumnya menyatakan, Bandara tetap beroperasi secara normal namun menyerahkan sepenuhnya kepada operator penerbangan untuk memutuskan beroperasi atau tidak.

“Apalagi Polres Pegunungan Bintang telah memberikan jaminan keamanannya,” kata Agus Hadi.

Dari penelusuran Westpapuanews.Org ke Traveloka, tiket Trigana Air rute Jayapura – Oksibil tidak terjual sejak Kamis [21/9] sampai Kamis [28/9]. Tiket pesawat Trigana Air untuk rute tersebut baru dijual pada Jumat [29/9] dengan harga Rp. 1.150.000 per kepala.

TPNPB Kodap 35 Bintang Timur pimpinan Brigjen Ananias Ati Mimin menyergap satuan Brimob yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz pada Senin [19/9] di Kampung Yapimakot, Serambakon. Penyergapan itu menyebabkan Bripda Rudi Agung dari Sat Brimob Polda Sulawesi Utara tewas.

Tidak hanya menewaskan Bripda Rudi Agung, TPNPB Kodap 35 Bintang Timur juga membakar pasar Yapimakot, yang merupakan penopang roda ekonomi kolonial, dan 7 kios milik warga Buton yang teridentifikasi sebagai pusat intelijen dan pos tersembunyi Satgas Ops Damai Cartenz di Serambakon.

Penyergapan dan pembakaran itu membuat frustrasi pihak TNI-Polri yang akhirnya mengarahkan sasaran tembak kepada warga sipil Orang Asli Papua [OAP].

Tercatat ada 3 OAP mengalami luka tembak akibat terkena peluru Satgas Ops Damai Cartenz, masing-masing seorang bocah bernama Dobalikus Bitdana [12] ditembak di lengan kiri, Regina Bitdana [50] mengalami luka tembak di atas pergelangan kaki sebelah kiri dan Jonas Kalakmabin [35] tertembak pada mata kaki sebelah kiri. Ketiga korban sedang berada di RSU Oksibil untuk menjalani perawatan medis.

Kebrutalan Satgas Ops Damai Cartenz menyebabkan 91 warga sipil OAP mengungsi ke hutan sekitar Oksibil karena, seperti biasanya, takut dijadikan sasaran tembak oleh TNI-Polri sebagai pembalasan bermotif rasial, agama dan genosida.

Anehnya, disaat nama-nama lengkap 91 warga sipil OAP dan video mereka di tempat pengungsian beredar viral di media sosial, Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno justru berbohong melalui Kantor Berita Resmi Republik Indonesia ANTARA bahwa tidak ada warga Oksibil yang mengungsi. 

Beberapa warga sipil OAP yang mengungsi, terutama remaja dan anak-anak akhirnya diselamatkan oleh Suster Pamfilia Kakyarmabin dan Tim RSU Oksibil pada Jumat [22/9].

Tidak peduli dengan 91 warga sipil OAP yang mengungsi di hutan sekitar Oksibil, Satgas Ops Damai Cartenz justru tampil heroik menerobos masuk ke Serambakon yang dikuasai TPNPB bersenjata senapan serbu otomatis AK-47, M-16, SS1-V2 Pindad dan Armalite AR-15 hanya untuk menyelamatkan 9 warga imigran Indonesia.

Dilansir dari Kompas, 9 imigran itu berinisial OES [14], IHS [24], MB [48], JM [58], SEM [1], RA [18], YA [30], YOA [30], dan FI [44]. Mereka terperangkap dalam rumah sejak baku tembak TPNPB melawan militer Indonesia pada Senin [18/9].

Akhir 2021 lalu, akibat tidak mampu berhadapan dengan TPNPB, Brimob dan TNI membombardir Ibukota distrik Kiwirok dan beberapa kampung di sekitarnya menggunakan Drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia.

Laporan investigasi Jurnalis Australia Kristo Langker menyebutkan, drone Copter Blowfish A3 buatan China dan roket buatan Serbia yang digunakan TNI Polri dalam serangan brutal telah memaksa 2.000 penduduk OAP mengungsi dari kampung halaman mereka di Kiwirok dan setidaknya 297 OAP terbunuh secara langsung atau tidak langsung.

Indonesia dikenal sebagai satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki musuh militer, tetapi terus mempersenjatai diri untuk berperang melawan penduduknya sendiri. [Wendanak]

One thought on “Ditembak TPNPB, Maskapai Trigana Air hentikan penerbangan ke Oksibil selama 1 Minggu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *