Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

BACAAN PROGRESIF

Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis – Bagian 15

ERNEST MANDEL

II. 7 Tendensi Nilai Rata-rata Keuntungan untuk Menurun

Kita telah melihat bahwa nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerja disetiap pabrik tetap “terkunci” dalam produksi, dan bahwa pertanyaan apakah nilai lebih tersebut akan direalisasi oleh pemilik pabrik kapitalis diputuskan oleh kondisi pasar, yaitu, oleh kemungkinan bagi pabrik tersebut untuk menjual produknya pada harga yang memungkinkan semua nilai lebih tersebut direalisasi. Dengan menerapkan hukum nilai yang telah dikembangkan dibagian awal tulisan ini, kita dapat menentukan peraturan-peraturan sebagai berikut: semua perusahaan yang berproduksi pada tingkat produktivitas rata-rata akan, dalam garis besarnya, merealisasi nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerjanya, yaitu, mereka akan menjual produknya pada harga yang sama dengan nilai produk tersebut.

Tetapi hal tersebut diatas tidak akan berkaitan dengan dua kategori perusahaan: perusahaan yang beroperasi dibawah dan perusahaan yang beroperasi diatas tingkat rata-rata produktivitas.

Apakah kategori perusahaan yang beroperasi dibawah tingkat rata-rata produktivitas? Hal ini hanyalah generalisasi pembuat sepatu yang malas yang telah kita sebutkan sebelum ini. Hal ini, sebagai contoh, sebuah pabrik besi yang menghasilkan 500.000 ton besi dalam 2,2 atau 2,5 atau 3 juta jam kerja manusia, ketika rata-rata nasional untuk produksi tersebut adalah 2 juta jam kerja manusia. Hal tersebut oleh karenanya menyia-nyiakan waktu kerja sosial. Nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerja dalam pabrik tersebut tidak akan direalisasikan secara keseluruhan oleh pemilik pabrik tersebut; pabrik tersebut akan bekerja pada keuntungan dibawah angka rata-rata keuntungan untuk semua perusahaan di negeri tersebut.

Tetapi jumlah total nilai lebih yang dihasilkan dalam masyarakat adalah jumlah tetap, tergantung dalam analisa terakhir pada jumlah total jam kerja yang dilakukan oleh semua pekerja yang terlibat dalam produksi. Hal ini berarti bahwa jika terdapat jumlah tertentu perusahaan yang tidak merealisasi semua nilai lebih yang dihasilkan oleh para pekerja mereka karena perusahaan tersebut beroperasi dibawah tingkat rata-rata produktivitas dan oleh karena itu menyia-nyiakan waktu kerja sosial maka kemudian tersedia sebuah keseimbangan nilai lebih yang tidak dibelanjakan yang diambil oleh pabrik yang beroperasi diatas tingkat rata-rata produktivitas. Karena lebih ekonomis dalam waktu kerja sosial, pabrik yang beroperasi diatas tingkat rata-rata produktivitas diberikan imbalan oleh masyarakat.

Penjelasan teoritis ini adalah demonstrasi umum dari mekanisme yang menentukan gerakan harga-harga dalam masyarakat kapitali. Bagaimana mekanisme tersebut bergerak dalam praktek?

Mari kita nyatakan bahwa rata-rata harga penjualan sebuah lokomotif adalah satu juta dolar. Apa kemudian yang akan menjadi perbedaan antara sebuah pabrik yang beroperasi dibawah rata-rata produktivitas kerja dan pabrik yang beroperasi diatasnya? Pabrik yang beropersi dibawah rata-rata produktivitas kerja akan membelanjakan, kita sebut saja, $900.000 untuk memproduksi sebuah lokomotif, dan keuntungannya adalah $100.000. Disisi yang lain, pabrik yang menghasilkan diatas tingkat rata-rata produktivitas kerja, akan membelanjakan, kita sebut saja, $750.000 dan akan mendapatkan keuntungan $250.000, itu adalah 33 persen dari produksi saat itu, sementara angka rata-rata keuntungan adalah 18 persen dan perusahaan yang bekerja pada produktivitas kerja sosial rata-rata tersebut akan menghasilkan lokomotif dengan biaya $850.000, merealisasikan keuntungan sebesar $150.000, yaitu, 18 persen

Dengan kata lain, kompetisi kapitalis menyokong perusahaan-perusahaan yang maju secara teknologi; perusahaan-perusahaan tersebut merealisasi keuntungan super dibandingkan dengan rata-rata keuntungan. Rata-rata keuntungan pada dasarnya adalah sebuah ide yang abstrak, persis sekali seperti nilai. Dia adalah rata-rata yang disekelilingnya angka keuntungan nyata dari berbagai cabang dan perusahaan berfluktuasi. Kapital mengalir menuju cabang dimana terdapat keuntungan super dan mengalir keluar dari cabang-cabang dimana keuntungan dibawah rata-rata. Berdasarkan atas barkurang dan aliran masuk kapital dari satu cabang ke cabang yang lainnya, angka keuntungan cenderung untuk tepat pada tingkat rata-rata, tanpa pernah sepenuhnya mencapai tingkat rata-rata dalam jalan yang absolut dan mekanis.

Ini adalah jalan yang kemudian mempengaruhi penyeimbangan angka keuntungan. Terdapat cara sangat sederhana untuk menentukan angka keuntungan rata-rata yang abstrak tersebut: kita mengambil jumlah total nilai lebih yang dihasilkan oleh semua pekerja pada tahun tertentu dan di negeri tertentu, dan mengambil rasionya berbanding dengan jumlah total investasi kapital dalam negeri tersebut.

Apakah rumus untuk angka keuntungan? Rumus tersebut adalah rasio antara nilai lebih dan kapital total. Oleh karenanya rumus tersebut adalah S/(C+V). Juga masih terdapat rumus lainnya yang harus dipertimbangkan: ini adalah angka nilai lebih, lebih baik lagi, angka eksploitasi klas pekerja. Hal tersebut menspesifikasi jalan dimanan nilai yang baru dihasilkan dibagi antara pekerja dan kapitalis. Jika, misalnya, S/V sama dengan 100 persen ini berarti bahwa nilai yang baru dihasilkan dibagi kedalam dua bagian yang sama, satu bagian bagi para pekerja dalam bentuk upah, bagian yang lainnya bagi klas borjuis dalam bentuk keuntungan, saham, dividen, dsb.

Ketika angka eksploitasi klas pekerja adalah 100 persen, maka 8 jam kerja yang dilakukan pekerja terdiri dari dua bagian yang sama: 4 jam kerja dimana pekerja menghasilkan nilai pengganti upah mereka, dan 4 jam dimana mereka memberikan kerja tak beralasan, kerja yang tidak dibayarkan oleh para kapitalis dan produknya diambil alih oleh para kapitalis.

Sekilas, terlihat bahwa jika komposisi organik kapital C/V meningkat, angka keuntungan S/(C+V) akan menurun, karena C menjadi semakin besar berhubungan dengan V, dan S adalah produk dari V dan bukan C. Tetapi terdapat sebuah faktor yang dapat menetralisir efek peningkatan dalam komposisi organik kapital: adalah tepat sekali sebuah peningkatan dalam angka nilai lebih.

Jika S lebih besar dari V, angka nilai lebih meningkat, ini berarti bahwa dalam bagian S/(C+V), baik angka pembilang maupun pembagi meningkat, dan dalam kasus ini nilai bagian dapat tetap sama, dibawah kondisi dimana kedua peningkatan terjadi dalam bagian yang sama.

Dengan kata lain, sebuah peningkatan dalam angka nilai lebih dapat menetralisir efek sebuah peningkatan dalam komposisi organik kapital. Mari kita mengasumsikan bahwa nilai produksi C+V+S meningkat dari 100C+100V+100S hingga 200C+100V+100S. Komposisi organik kapital oleh karena itu akan meningkat dari 100 ke 200 persen, angka keuntungan akan jatuh dari 50 ke 33 persen. Tetapi jika pada saat yang sama nilai lebih meningkat dari 100 ke 150, yaitu, angka nilai lebih meningkat dari 100 hingga 150 persen, maka angka keuntungan 150/300 tetap pada 50 persen: peningkatan dalam angka nilai lebih menetralisir efek peningkatan dalam komposisi organik kapital.

Dapatkah kedua gerakan terjadi tepat dalam bagian yang dibutuhkan oleh kedua gerakan tersebut untuk saling menetralisir? Disini kita menyentuh kelemahan dasar, Achilles heel (titik lemah) dari sistem kapitalis. Kedua gerakan tersebut tidak dapat berkembang sebanding dalam jangka panjang. Tidak terdapat batasan dalam peningkatan komposisi organik kapital. Untuk V terdapat batasan teoritis yaitu nol, dengan menganggap adanya otomatisasi total. Tetapi dapatkah S/V juga meningkat dengan tidak terbatas, tanpa batasan apapun? Tidak, untuk menghasilkan nilai lebih dibutuhkan adanya pekerja yang bekerja, dan ini adalah persoalannya, bagian hari kerja dimana pekerja menghasilkan upahnya sendiri tidak dapat jatuh hingga nol. Bagian tersebut dapat dikurangi dari 8 jam menjadi 7 jam, dari 7 jam menjadi 6 jam, dari 6 jam menjadi 5 jam, dari 5 jam menjadi 4 jam, dari 4 jam menjadi 3 jam, dari 3 jam menjadi 2 jam, dari 2 jam menjadi 1 jam, dari 1 jam menjadi 50 menit. Hal tersebut akan menjadi sebuah produktivitas yang fantastis yang akan memungkinkan para pekerja untuk menghasilkan nilai ganti seluruh upahnya dalam 50 menit. Tetapi para pekerja tidak akan pernah menghasilkan nilai ganti upahnya dalam nol menit dan nol detik. Terdapat sisa dimana eksploitasi kapitalis tidak akan pernah dapat menekannya.

Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang kejatuhan dalam angka rata-rata keuntungan tidak dapat dihindari, dan saya pribadi percaya, bertentangan dengan ide banyak Marxis, bahwa kejatuhan tersebut juga ditunjukan dalam statistik, yaitu bahwa angka keuntungan rata-rata keuntungan hari ini didalam negeri kapitalis besar adalah jauh lebih rendah dibanding 50, 100 atau 150 tahun yang lalu.

Tentu saja, jika kita meneliti periode yang lebih singkat, terdapat fluktuasi naik dan turun; terdapat sangat banyak faktor yang mempengaruhi (kita akan mendiskusikannya nanti, ketika berbicara mengenai neokapitalisme). Tetapi dalam jangka panjang, gerakan tersebut sangat jelas, untuk suku bunga maupun angka keuntungan. Kita harus menunjukan, selain itu, bahwa diantara semua kecenderungan pembangunan dari kapitalisme, hal tersebut diatas adalah yang paling jelas dirasa oleh para teoritikus kapitalisme sendiri. Ricardo membicarakannya; John Stuart Mill menekankannya; Keynes sangat sadar akan hal tersebut. Terdapat sebuah pepatah di Inggris pada akhir abad kesembilanbelas yang sebenarnya sangat populer, pepatah tersebut menyatakan: kapitalisme dapat menahan apapun kecuali kejatuhan dalam rata-rata suku bunga hingga 2 persen, karena hal tersebut akan membunuh insentif investasi.

Pepatah tersebut jelas sekali mengandung kesalahan tertentu dalam rasionalisasinya. Perhitungan persentase, angka keuntungan, memiliki nilai nyata, tetapi meskipun begitu, masih berhubungan dengan kapitalis. Apa yang menarik para kapitalis bukan semata-mata persentase yang dia hasilkan dari kapitalnya, tetapi juga jumlah total yang dia hasilkan. Dan jika 2 persen bukan berarti mendapatkan $100.000 tetapi mendapatkan $100 juta, hal tersebut masih mewakili $2 juta, dan para kapitalis akan memikirkan banyak hal sebelum dia akan mengatakan bahwa dia lebih menghendaki membiarkan kapitalnya menganggur ketimbang untuk menerima keuntungan menjijikan yang hanya $2 juta pertahun.

Pada prakteknya, kita melihat oleh karena itu bahwa tidak ada penghentian total dalam aktivitas investasi akibat kejatuhan dalam angkat keuntungan dan suku bunga tetapi lebih merupakan melambatnya sebanding dengan kejatuhan dalam angka keuntungan dalam sebuah cabang industri. Disisi yang lainnya, ketika terdapat sebuah ekspansi yang lebih cepat dan meningkatnya kecenderungan angka keuntungan di cabang industri tertentu atau dalam periode tertentu, kemudian aktivitas investasi melanjutkan, mempercepat, gerakan terlihat seperti menelan dirinya sendiri, dan ekspansi tersebut nampak tidak memiliki batasan hingga saat ketika kecenderungan tersebut sekali lagi dibalik. — Bersambung ke Bagian 16

One thought on “Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis – Bagian 15

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *