Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

BACAAN PROGRESIF

Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis – Bagian 21

ERNEST MANDEL

III.5 Kecenderungan Mengalami Inflasi Permanen

Salah satu akibat dari semua fenomena yang telah kita diskusikan, yang kesemuanya antisiklus dalam efeknya, adalah yang dapat disebut dengan kecenderungan mengalami inflasi permanen. Kecenderungan tersebut telah menjadi manifestasi jelas dalam dunia kapitalis sejak tahun 1940, sejak permulaan perang dunia kedua.

Penyebab pokok dari inflasi permanen tersebut adalah kepentingan dari sektor militer, dari sektor persenjataan, dalam ekonomi dari kebanyakan negeri-negeri kapitalis. Produksi persenjataan memiliki ciri khas sebagai berikut: produksi persenjataan menciptakan daya beli dalam jalan yang sama dilakukan oleh produksi barang-barang konsumsi atau produksi barang-barang produksi – upah dibayar di pabrik yang membuat tank atau roket, seperti yang juga dibayarkan di pabrik yang membuat mesin-mesin atau tekstil, dan pemilik kapitalis dari pabrik-pabrik tersebut mendapatkan keuntungan seperti juga kapitalis pemilik pabrik besi atau pabrik tekstil – tetapi sebagai ganti untuk daya beli tambahan tersebut, tidak terdapat barang dagangan tambahan yang berkaitan yang di jual dipasar. Serupa dengan penciptaan daya beli dalam dua sektor pokok dalam ekonomi klasik, sektor barang-barang konsumsi dan sektor barang-barang produksi, adalah kemunculan sejumlah barang dagangan di pasar, yang mampu untuk menyerap daya beli tersebut. Bertentangan dengannya, penciptaan daya beli dalam sektor persenjataan tidak memiliki peningkatan sebagai pengganti dalam sejumlah barang dagangan, entah itu barang-barang konsumsi atau barang-barang produksi, yang penjualannya dapat diserap oleh daya beli yang telah diciptakan.

Kondisi satu-satunya dimana pengeluaran militer tidak akan bersifat inflasi adalah bila pengeluaran tersebut sepenuhnya dibayar dengan pajak, dan dalam perbandingan yang akan memungkinkan berjalannya rasio yang tepat sama antara daya beli pekerja dan kapitalis disatu sisi dan antara nilai barang-barang konsumsi dan barang-barang produksi disisi yang lainnya. Situasi tersebut tidak terjadi dimanapun, bahkan di negeri-negeri dimana bagian pajak termasuk yang terbesar. Di Amerika Serikat, khususnya, total belanja militer tidak seluruhnya ditutup oleh pajak, oleh pengurangan dalam daya beli tambahan, supaya terdapat kecenderungan yang berkaitan menuju inflasi permanen.

Terdapat juga fenomena sifat struktural dalam ekonomi kapitalis dalam periode monopoli yang memiliki efek yang sama, yaitu, kekakuan (rigidity) harga sepanjang berkaitan dengan penurunan manapun.

Fakta bahwa trust monopolistik besar sebenarnya atau sepenuhnya mengkontrol serangkaian pasar, terutama sekali pasar barang-barang produksi dan barang-barang konsumsi, menunjukan sebuah ketiadaan kompetisi harga dalam makna klasik dari istilah tersebut. Kapanpun penawaran lebih rendah dari permintaan, harga meningkat, sementara ketika penawaran melebihi permintaan, harga tidak jatuh tetapi tetap stabil atau jatuh sangat sedikit. Ini merupakan fenomena yang telah dicatat dalam industri besar dan dalam pasar barang-barang konsumsi tahan lama (durable) selama hampir 25 tahun. Hal tersebut lebih lagi merupakan sebuah fenomena yang berkencederungan berkaitan dengan siklus jangka panjang yang sebelumnya telah kita bicarakan, untuk hal tersebut harus terus terang diakui bahwa kita tidak dapat memperkirakan perubahan dalam harga barang-barang konsumsi tahan lama setelah akhir dari periode ekspansi jangka panjang tersebut.

Hal tersebut tidak dapat ditiadakan bahwa ketika industri mobil akan meningkatkan kelebihan kapasitas produktifnya, hal tersebut akan bermuara pada perjuangan kompetitif baru atas harga dan dengan penurunan hebat. Adalah mungkin untuk mempertahankan tesis bahwa krisis otomobil yang terkenal diperkirakan selama paruh kedua dekade ini (1965, 1966, 1967), dapat diserap relatif mudah di Eropa Barat, jika harga penjualan kendaraan kecil diturunkan separuh. Jika saatnya tiba ketika sebuah Citroen 4CV atau 2CV akan terjual senilai 200.000 atau 250.000 franc, maka kemudian akan terjadi peningkatan dalam permintaan sehingga kelebihan kapasitas tersebut akan hilang dengan jalan yang normal. Hal ini tidak terlihat mungkin didalam kerangka kerja perjanjian saat ini, tetapi jika kita melihat persoalan dalam makna sebuah periode panjang selama lima atau enam tahun kompetisi yang saling mematikan, sesuatu yang sepenuhnya mungkin di industri otomobil Eropa, maka pada kondisi akhirnya tidak dapat ditiadakan,

Mari kita segera menambahkan bahwa terdapat kemungkinan keadaan kondisi akhir, satu yang dimana kelebihan kapasitas produktif ditekan dengan menutup dan penghilangan serangkaian firma-firma, yang dalam kasus itu penghilangan kelebihan kapasitas tersebut akan mencegah kejatuhan penting apapun dalam harga-harga. Itu adalah reaksi normal terhadap situasi semacam itu dalam sistem kapitalisme monopoli. Reaksi yang lain harus tidak sepenuhnya diabaikan, tetapi hingga saat ini kita belum menyaksikan itu dalam bidang apapun. Dalam industri minyak, sebagai contoh, fenomena potensi overproduksi telah terjadi selama enam tahun, tetapi penurunan harga diijinkan oleh trust-trust besar, yang beroperasi pada angka keuntungan sebesar 100 persen atau 150 persen, adalah setitik air dalam lautan: pengurangan harga sejumlah 5 atau 6 persen, sementara trust tersebut dapat menurunkan harga bensin sebesar 50 persen jika mereka mau. — Bersambung ke Bagian 22

One thought on “Pengenalan Kepada Teori Ekonomi Marxis – Bagian 21

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *