Westpapuanews.Org

Berita tangan pertama dari Tanah Papua

BACAAN PROGRESIF

Peran Individu Dalam Sejarah — Bagian VI

GEORGI PLEKHANOV

VI

Apakah keberatan Sainte-Beuve berlandasan? Saya pikir keberatannya mengandung sejumlah kebenaran. Tetapi seberapa besar? Untuk menentukan ini, kita akan pertama-tama memeriksa gagasan bahwa seorang manusia dapat “dengan keputusan tiba-tiba kehendaknya” memperkenalkan sebuah kekuatan yang baru ke dalam alur peristiwa, yang dapat mengubah alur peristiwa dengan cukup besar. Kami telah mengutip sejumlah contoh, yang kami pikir menjelaskan ini dengan sangat baik. Mari kita pertimbangkan contoh-contoh ini.

Semua orang tahu bahwa selama kekuasaan Louis XV organisasi militer Prancis berangsur-angsur memburuk. Seperti yang diamati oleh Henri Martin, selama Perang Tujuh Tahun, pasukan Prancis, yang selalu memiliki banyak pelacur, pedagang dan pembantu di keretanya, dan yang memiliki kuda pengangkut barang tiga kali lebih banyak daripada kuda pelana, lebih mirip dengan pasukan Darius dan Xerxes ketimbang pasukan Turenne dan Gustavus-Adolphus.[37] Dalam buku sejarahnya mengenai perang ini, Archenholtz mengatakan bahwa tentara Prancis, ketika ditugaskan untuk menjaga, sering meninggalkan pos mereka untuk berdansa di bar terdekat, dan mematuhi perintah atasan mereka sesuka hati mereka. Kondisi angkatan bersenjata yang menyedihkan ini disebabkan oleh kemerosotan kelas aristokrasi yang, walaupun begitu, terus menduduki posisi-posisi penting dalam angkatan bersenjata, dan juga disebabkan oleh kemunduran umum “ancien régime” [rejim feodal Prancis di bawah monarki Bourbon 1589-1789] yang tengah meluncur dengan cepat ke jurang kehancuran. Sebab-sebab umum ini sendiri saja sudah cukup untuk membuat Prancis kalah dalam Perang Tujuh Tahun. Tetapi tak diragukan bahwa ketidakcakapan jenderal-jenderal seperti Soubise melipatgandakan kemungkinan kekalahan pasukan Prancis, sebuah kekalahan yang sudah dipersiapkan oleh sebab-sebab umum. Soubise tetap mempertahankan jabatannya berkat pengaruh Madame de Pompadour, dan dengan begitu kita harus memperhitungkan Madame de Pompadour yang angkuh itu sebagai salah satu “faktor” yang secara signifikan memperkuat pengaruh negatif dari sebab-sebab umum (terhadap Prancis) selama Perang Tujuh Tahun.

Madame de Pompadour pengaruhnya kuat, bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena kekuasaan Raja Louis XV yang berada di bawah pengaruh kehendaknya. Dapatkah kita katakan bahwa kepribadian Louis XV adalah satu hal yang niscaya dalam alur umum relasi-relasi sosial di Prancis? Tidak, dalam alur perkembangan yang sama, kedudukannya bisa saja ditempati oleh seorang raja yang memiliki sikap yang berbeda terhadap perempuan. Sainte-Beuve akan mengatakan, sebab-sebab fisiologis yang mendalam dan elusif cukup untuk mempengaruhi alur peristiwa. Dan dia akan benar. Bila demikian, maka kesimpulan yang mengalir adalah sebagai berikut: dengan mempengaruhi progres dan hasil Perang Tujuh Tahun, kekuatan fisiologis yang mendalam ini juga mempengaruhi perkembangan Prancis selanjutnya, yang akan berbeda bila saja Prancis tidak kehilangan sebagian besar koloni-koloninya selama Perang Tujuh Tahun. Apakah kesimpulan ini bertentangan dengan konsepsi bahwa perkembangan sosial berjalan seturut pola yang diatur oleh hukum?

Tidak, sama sekali tidak. Walaupun pengaruh kualitas personal dalam alur peristiwa jelas tidak bisa disangkal, pengaruh ini jelas hanya bisa efektif dalam kondisi-kondisi sosial tertentu. Setelah Pertempuran Rossbach, seluruh masyarakat Prancis menjadi sangat marah dengan sang pelindung Soubise. Setiap hari Madame de Pompadour menerima banyak surat kaleng yang penuh dengan ancaman dan sumpah-serapah. Ini sangat mengganggu Madame de Pompadour: dia mulai menderita insomnia.[38] Walaupun begitu, dia tetap melindungi Soubise. Pada 1762, dia mengatakan dalam suratnya kepada Soubise bahwa dia tidak memenuhi harapan yang telah ditempatkan padanya, tetapi dia menambahkan: “Namun jangan takut, saya akan menjaga kepentinganmu dan mencoba memperbaiki hubunganmu dengan sang Raja.”[39] Seperti yang Anda lihat, dia tidak tunduk pada opini publik. Mengapa dia tidak tunduk? Mungkin karena masyarakat Prancis pada saat itu tidak mampu memaksanya tunduk. Tetapi mengapa masyarakat Prancis pada saat itu tidak mampu melakukan ini? Ini karena struktur masyarakat Prancis, yang pada gilirannya ditentukan oleh relasi kekuatan-kekuatan sosial di Prancis pada saat itu. Maka dari itu, pada analisa terakhir, relasi kekuatan-kekuatan sosial-lah yang menjelaskan kenyataan bahwa kepribadian Louis XV dan tindakan semena-mena selirnya dapat memiliki pengaruh yang begitu buruk pada nasib Prancis. Bila saja bukan sang Raja yang memiliki kelemahan pada perempuan, tetapi juru masak raja atau penjaga kandang kuda raja, ini tidak akan memiliki signifikansi sejarah apapun. Jelas, yang jadi akar permasalahan bukanlah kelemahan personal ini atau itu, tetapi posisi sosial yang diduduki oleh orang yang menderita kelemahan tersebut. Para pembaca akan mengerti bahwa argumen ini berlaku untuk semua contoh yang disebut di atas. Kita hanya perlu mengganti apa yang perlu diganti, misalnya, Prancis menjadi Rusia, Soubise menjadi Buturlin, dan seterusnya. Inilah mengapa kami tidak akan mengulangi contoh-contoh ini.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dapat mempengaruhi nasib masyarakat lewat ciri-ciri kepribadian mereka. Pengaruh kepribadian ini terkadang sangatlah besar, tetapi kemungkinan untuk menggunakan pengaruh ini, serta cakupannya, ditentukan oleh struktur masyarakat dan relasi kekuatan-kekuatan di dalamnya. Kepribadian individu menjadi sebuah “faktor” dalam perkembangan sosial hanya pada waktu, tepat, dan cakupan yang diizinkan oleh relasi-relasi sosial.

Kita mungkin diberitahu, besarnya pengaruh personal juga ditentukan oleh talenta sang individu. Kami setuju, tetapi sang individu hanya dapat mempertunjukkan talentanya bila dia menduduki posisi yang sepatutnya dalam masyarakat. Mengapa nasib Prancis ada di tangan seorang manusia yang benar-benar tidak punya kemampuan dan hasrat untuk melayani masyarakat? Karena begitulah struktur masyarakat itu pada saat itu. Dalam periode tertentu, yang menentukan peran individu yang bertalenta atau tidak kompeten adalah struktur masyarakat, yang pada gilirannya akan menentukan signifikansi sosial individu-individu tersebut.

Tetapi bila peran individu ditentukan oleh struktur masyarakat, bagaimana pengaruh sosial mereka, yang ditentukan oleh peran yang mereka mainkan, dapat berkontradiksi dengan konsepsi perkembangan sosial yang diatur oleh hukum? Ini tidak berkontradiksi; sebaliknya, ini adalah salah satu ilustrasinya yang paling nyata.

Namun di sini kita harus mencermati hal berikut ini. Struktur masyarakat menentukan kemungkinan pengaruh sosial seorang individu, dan ini membuka pintu ke pengaruh apa-yang-disebut kebetulan dalam nasib sejarah bangsa-bangsa. Sifat mata keranjang Louis XV adalah konsekuensi tak terelakkan dari bangunan jasmaninya, tetapi sehubungan dengan alur umum perkembangan Prancis bangunan jasmaninya adalah kebetulan. Walaupun demikian, seperti yang telah kami katakan, ini mempengaruhi nasib Prancis dan merupakan salah satu sebab yang menentukan nasib tersebut. Kematian Mirabeau, tentu saja, sepenuhnya disebabkan oleh proses patologi yang mematuhi hukum-hukum tertentu. Namun, keniscayaan proses patologi ini tidak timbul dari alur umum perkembangan Prancis, tetapi dari sejumlah fitur jasmani sang orator terkenal ini dan dari kondisi fisik yang disebabkan oleh penyakit yang dia derita.[40] Dalam hubungannya dengan alur umum perkembangan Prancis, fitur dan kondisi tersebut adalah kebetulan. Meskipun begitu, kematian Mirabeau mempengaruhi alur Revolusi selanjutnya dan menjadi salah satu sebab yang menentukannya.

Yang lebih menakjubkan lagi adalah pengaruh sebab-sebab kebetulan dalam kasus Frederick II yang kami sebut di atas, yang berhasil membebaskan dirinya dari sebuah situasi yang sangat sulit hanya karena kebimbangan Buturlin. Bahkan sehubungan dengan alur umum perkembangan Rusia, ditunjuknya Buturlin sebagai komandan Perang Tujuh Tahun mungkin saja kebetulan, dalam artian yang telah kita definisikan di atas, dan, tentu saja, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan alur umum perkembangan Prusia. Namun tidaklah mustahil kalau kebimbangan Buturlin menyelamatkan Frederick dari sebuah situasi yang sulit. Bila saja Suvorov menggantikan Buturlin, sejarah Prusia mungkin akan mengambil jalan yang berbeda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nasib bangsa kadang-kadang dapat tergantung pada kebetulan yang dapat disebut kebetulan tingkatan kedua.

“In allem Endlichen ist ein Element des Zufälligen,” kata Hegel (Dalam segala sesuatu yang terbatas (finite) terkandung unsur kebetulan). Dalam sains kita hanya berurusan dengan sesuatu yang “finite”; maka dari itu kita dapat mengatakan bahwa semua proses yang dipelajari oleh sains mengandung unsur kebetulan. Apa ini berarti sains tidak memiliki kemampuan untuk memahami fenomena? Tidak. Kebetulan adalah sesuatu yang relatif. Ia hanya muncul di titik persimpangan proses-proses yang tak terelakkan. Bagi penduduk pribumi Meksiko dan Peru, kemunculan orang-orang Eropa di benua Amerika adalah kebetulan dalam pengertian bahwa ini tidak mengalir dari perkembangan sosial Meksiko dan Peru. Tetapi dorongan mengarungi samudera yang dimiliki oleh orang-orang Eropa Barat pada akhir Zaman Pertengahan bukanlah kebetulan; begitu juga kenyataan bahwa kekuatan Eropa begitu mudah mematahkan perlawanan penduduk pribumi Amerika. Konsekuensi-konsekuensi yang mengalir dari penjajahan Eropa terhadap Meksiko dan Peru juga bukanlah kebetulan; dalam analisa terakhir, konsekuensi-konsekuensi ini ditentukan oleh hasil dari dua kekuatan: kondisi ekonomi bangsa yang ditaklukkan di satu sisi, dan kondisi ekonomi bangsa penakluk di sisi lainnya. Seperti hasilnya, kekuatan-kekuatan ini dapat menjadi objek penelitian ilmiah yang mendalam.

Kebetulan-kebetulan dalam Perang Tujuh Tahun berpengaruh cukup besar terhadap sejarah Prusia selanjutnya. Tetapi pengaruh mereka akan sepenuhnya berbeda bila mereka terjadi pada tahapan perkembangan Prusia yang lain. Di sini juga, konsekuensi-konsekuensi yang mengalir dari kebetulan-kebetulan ini ditentukan oleh hasil dari dua kekuatan: kondisi sosio-politik Prusia di satu sisi, dan kondisi sosio-politik negara-negara Eropa yang mempengaruhinya di sisi lain. Maka dari itu, di sini juga, kebetulan tidak mencegah sama sekali penelitian ilmiah terhadap fenomena.

Kita sekarang tahu bahwa individu sering kali memiliki pengaruh yang besar terhadap nasib masyarakat; namun pengaruh ini ditentukan oleh struktur internal masyarakat tersebut dan oleh hubungannya dengan masyarakat-masyarakat lain. Tetapi ini bukan satu-satunya sudut pandang mengenai peran individu dalam sejarah. Kita harus mendekati masalah ini dari sudut pandang yang lain juga.

Sainte-Beuve meyakini, bila saja ada sebab-sebab minor dan tersembunyi dengan jumlah yang cukup banyak, hasil Revolusi Prancis akan berkebalikan dari apa yang kita ketahui sekarang. Ini sangatlah keliru. Tidak peduli sekompleks apapun sebab-sebab psikologis dan fisiologis minor tersebut, mereka tidak akan bisa menyingkirkan kebutuhan-kebutuhan sosial besar yang melahirkan Revolusi Prancis; selama kebutuhan-kebutuhan sosial tersebut belum terpenuhi, gerakan revolusioner di Prancis akan terus bergulir. Untuk menjungkirbalikkan hasil gerakan ini, kebutuhan-kebutuhan yang menyebabkan gerakan ini haruslah digantikan dengan yang lainnya, yakni dengan kebutuhan-kebutuhan yang juga berkebalikan darinya; dan ini, tentu saja, tidak akan pernah bisa dilakukan oleh kombinasi sebab-sebab minor apapun.

Penyebab Revolusi Prancis ditemukan dalam watak relasi-relasi sosial di Prancis; dan sebab-sebab minor yang diasumsikan oleh Sainte-Beuve hanya dapat ditemukan dalam kualitas-kualitas personal individu. Penyebab fundamental relasi-relasi sosial terletak dalam kondisi kekuatan produksi. Kondisi kekuatan produksi ini bergantung pada kualitas-kualitas individu mungkin hanya dalam pengertian bahwa individu-individu ini memiliki semacam talenta untuk membuat perbaikan teknik dan penemuan. Bukan kualitas semacam ini yang dimaksud oleh Sainte-Beuve. Namun, tidak ada kualitas lain yang dapat memungkinkan individu untuk secara langsung mempengaruhi kondisi kekuatan produksi, dan oleh karenanya, relasi-relasi sosial yang ditentukannya, yakni relasi-relasi ekonomi. Apapun kualitas yang dimiliki individu tertentu, dia tidak akan bisa menghapus relasi-relasi ekonomi tertentu bila relasi-relasi tersebut bersesuaian dengan tingkatan kekuatan produksi tertentu. Tetapi kualitas personal individu membuat mereka kurang lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang muncul dari relasi-relasi ekonomi tertentu, atau untuk menghalangi pemenuhan tersebut. Kebutuhan sosial yang mendesak di Prancis pada akhir abad ke-18 adalah menggantikan institusi politik yang sudah usang dengan institusi baru yang akan lebih sesuai dengan struktur ekonominya yang baru. Tokoh-tokoh ternama yang paling terkemuka dan berguna pada periode itu adalah mereka yang lebih mampu daripada yang lainnya dalam membantu memenuhi kebutuhan yang paling urgen ini. Mari berasumsi bahwa Mirabeau, Robespierre, dan Napoleon adalah orang-orang semacam itu. Apa yang akan terjadi bila saja Mirabeau tidak tersingkirkan dari arena politik karena kematian prematurnya? Partai monarkis konstitusional akan mempertahankan kekuasaannya untuk waktu yang lebih lama; oleh karenanya perlawanannya terhadap kaum republikan akan lebih energetik. Tetapi itu saja. Tidak ada Mirabeau yang dapat mencegah kemenangan kaum republikan pada saat itu. Kekuatan Mirabeau bersandar sepenuhnya pada simpati dan kepercayaan rakyat, tetapi rakyat menginginkan sebuah republik; karena kaum Monarkis dengan keras kepala terus berupaya membela tatanan yang lama, ini membuat rakyat gusar. Segera setelah rakyat menyadari bahwa Mirabeau tidak bersimpati dengan cita-cita republik mereka, mereka akan berhenti bersimpati padanya; dan sang orator hebat ini akan kehilangan hampir semua pengaruhnya, dan kemungkinan besar dia akan menjadi korban dari gerakan yang dia coba hentikan dengan sia-sia. Kira-kira hal yang sama dapat dikatakan mengenai Robespierre. Mari berasumsi bahwa dia adalah sebuah kekuatan yang benar-benar tak tergantikan di dalam partainya; tetapi biarpun demikian, dia bukanlah satu-satunya kekuatan. Bila dia mati karena kecelakaan tertimpa batu bata, katakanlah pada Januari 1793[41], tempatnya tentu saja akan diambil orang lain, dan walaupun orang ini mungkin lebih inferior ketimbang Robespierre dalam setiap aspek, peristiwa tetap akan mengambil jalan yang sama seperti bila Robespierre hidup. Oleh karena itu, misalnya, bahkan di bawah situasi ini, kaum Girondin[42] mungkin tidak dapat luput dari kekalahan mereka; tetapi mungkin saja partainya Robespierre akan kehilangan kekuasaan lebih awal dan kita sekarang akan berbicara bukan mengenai reaksi Thermidor[43] tetapi reaksi Floréal, Prairial, atau Messidor[44]. Mungkin ada orang yang akan mengatakan bahwa dengan Terornya yang kejam Robespierre tidak menunda tetapi justru mempercepat kejatuhan partainya. Kami tidak akan memeriksa asumsi ini; kami akan menerimanya sebagai asumsi yang masuk akal. Maka dari itu kita harus berasumsi bahwa partainya Robespierre tidak akan tumbang pada bulan Thermidor, tetapi pada bulan Fructidor, Vendémiaire atau Brumaire. Pendek kata, partai Robespierre akan tumbang cepat atau lambat, tetapi yang pasti ia akan tumbang, karena lapisan masyarakat yang mendukung partai Robespierre sama sekali tidak siap untuk memegang kekuasaan untuk waktu yang lama. Entah bagaimanapun, hasil-hasil yang “berkebalikan” dari apa yang muncul akibat aksi energetik Robespierre adalah mustahil.

Ini juga mustahil bahkan bila Bonaparte mati tertembak, katakanlah, di Pertempuran Arcole. Apa yang dia lakukan di Italia dan kampanye-kampanye militer lainnya dapat juga dilakukan oleh jenderal-jenderal lain. Mungkin mereka tidak akan menunjukkan talenta yang sama sepertinya, dan mungkin mereka tidak akan dapat meraih kemenangan-kemenangan yang begitu brilian; kendati demikian Republik Prancis tetap akan menang dalam perang-perang tersebut karena tentaranya pada saat itu adalah yang terbaik di Eropa. Mengenai Brumaire ke-18[45] dan pengaruhnya pada kehidupan internal Prancis, di sini juga alur umum dan hasil peristiwa-peristiwa kemungkinan besar akan sama dalam esensinya bahkan bila Napoleon mati lebih awal. Terluka parah oleh peristiwa-peristiwa pada 9 Thermidor [hari ditumbangkannya rejim Robespierre], Republik Prancis tengah mati perlahan-lahan. Rejim Direktorat[46] tidak mampu memulihkan ketertiban yang sekarang paling didambakan oleh kaum borjuasi setelah menyingkirkan kekuasaan aristokrasi. Untuk memulihkan ketertiban, diperlukan sebuah “pedang tajam”, seperti yang dikatakan oleh Sieyès. Pada awalnya, Jenderal Joubert adalah orang yang dikira akan memenuhi peran pedang tajam tersebut, tetapi ketika dia gugur di Pertempuran Novi [pada 1799], nama Moreau, MacDonald, dan Bernadotte dikedepankan[47]. Bonaparte hanya disebut belakangan; dan bila saja dia tewas seperti Joubert, dia mungkin tidak akan disebut sama sekali dan “pedang” yang lain akan dikedepankan. Jelas sekali kalau individu yang terangkat ke posisi diktatur oleh alur peristiwa harus memiliki ambisi berkuasa, yang dengan energetik dan kejam menyingkirkan dan menghancurkan semua orang yang menghalanginya. Bonaparte adalah seorang individu yang sangatlah gigih, yang dengan bengis mengejar cita-citanya. Tetapi pada saat itu, selain dia ada cukup banyak orang-orang yang egois, gigih, bertalenta, dan ambisius. Posisi yang berhasil ditempati oleh Bonaparte tidak akan tetap kosong. Mari kita berasumsi bahwa jenderal lain yang menempati posisi ini adalah seorang yang lebih cinta damai daripada Napoleon, dan dia tidak akan mengobarkan perang ke seluruh Eropa, dan oleh karenanya, dia akan meninggal di Tuileries dan bukan di pulau St. Helena[48]. Dalam kasus ini, Dinasti Bourbon tidak akan kembali ke Prancis sama sekali; bagi mereka, hasil ini tentu “berkebalikan” dari apa yang semestinya terjadi. Akan tetapi, dalam hubungannya dengan kehidupan internal Prancis secara keseluruhan, hasil ini hanya berbeda sedikit dari hasil sesungguhnya. Setelah “pedang tajam” ini memulihkan ketertiban dan mengkonsolidasikan kekuasaan kaum borjuasi, kaum borjuasi akan segera letih dengan kebiasaan barak dan despotisme yang diterapkan oleh “pedang tajam”. Sebuah gerakan liberal akan muncul, serupa dengan yang muncul selama masa Restorasi Bourbon; sebuah perjuangan akan perlahan-lahan menggelora, dan karena “pedang tajam” tidak dikenal mudah menyerah, Louis-Philippe[49] akan naik ke tampuk kekuasaan, bukan pada 1830, tetapi pada 1820, atau 1825. Semua perubahan dalam alur peristiwa pada tingkatan tertentu mungkin dapat mempengaruhi kehidupan politik Eropa selanjutnya – dan dengan demikian kehidupan ekonominya, namun hasil akhir gerakan revolusioner ini tidak akan, di bawah situasi apapun, “berkebalikan” dari apa yang terjadi. Karena sifat dan kepribadian mereka yang unik, individu-individu yang berpengaruh dapat mengubah fitur-fitur tertentu dalam peristiwa dan beberapa konsekuensi partikularnya, tetapi mereka tidak dapat mengubah tren umum peristiwa, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan lain. — Bersambung ke Bagian VII

___________________

[37] Histoire de France,  4th edition, XV, hal. 520-21. [Plekhanov]

Di sini Plekhanov merujuk pada pasukan kerajaan Persia di bawah kekuasaan Darius I dan lalu anaknya Xerxes I selama perangnya dengan Yunani pada 499-449 SM. Legenda menuturkan besarnya pasukan mereka yang mencapai jutaan personel, dengan iring-iringan yang sangat mewah. Walaupun pasukan Persia besar, tetapi mereka akhirnya kalah perang dengan Yunani. Sementara angkatan bersenjata Prancis di bawah jenderal Turenne (1611-1675) dan Swedia di bawah Raja Gustavus Adolphus (1594-1632) dikenal sebagai pasukan yang sangat efisien, yang berhasil meraih banyak kemenangan dalam perang. [Ed.]

[38] Baca Mémoires de Madame du Hausset, Paris, 1824, hal. 181. [Plekhanov]

[39] Lettres de la Marquise de Pompadour, Londres, 1772, t. I. [Plekhanov]

[40] Mirabeau menderita penyakit perikarditis, peradangan pada selaput pembungkus jantung, dan meninggal pada 2 April 1791. Sebagai pemimpin periode awal Revolusi Prancis 1789, kematiannya jelas mempengaruhi alur Revolusi tersebut. [Ed.]

[41] Raja Louis XVI dipancung oleh Robespierre pada 21 Januari 1793. [Ed.]

[42] Kaum Girondin adalah representasi kelas borjuasi besar pada saat Revolusi Prancis 1798. Mereka berayun-ayun antara demokrasi dan monarki. [Ed.]

[43] Reaksi Thermidor adalah kontra-revolusi yang terjadi menyusul Revolusi Prancis 1789. Pada tanggal 9 Thermidor II (penanggalan Gregorian, 27 Juli 1794), pemerintahan Jacobin yang revolusioner digulingkan oleh elemen-elemen yang lebih konservatif. Rejim Robespierre ditumbangkan dan digantikan oleh Pemerintahan Direktorat. Proses ini berakhir dengan perebutan kekuasaan oleh Napoleon Bonaparte pada 18 Brumaire VIII (19 November 1799). Napoleon memproklamirkan dirinya sebagai Kaisar seumur hidup dan mengubur hampir semua pencapaian Revolusi Prancis. [Ed.]

[44] Thermidor, Floréal, Prairial, Messidor, Brumaire, dst. adalah nama-nama bulan kalender Revolusioner Prancis yang diperkenalkan selama Revolusi Prancis 1789 untuk menggantikan kalender Gregorian, dan digunakan oleh pemerintahan Republik Prancis dari 1793 sampai 1805. [Ed.]

[45] Pada tanggal 18 Brumaire VIII (9 November 1799) Napoleon Bonaparte meluncurkan kudeta yang menumbangkan Pemerintahan Direktorat. [Ed.]

[46] Pemerintahan Direktorat adalah pemerintahan yang dibentuk di Prancis setelah kudeta 9 Thermidor II (27 Juli 1794) yang menyingkirkan Robespierre dan kaum Jacobin. Pemerintahan ini beranggotakan lima Direktur yang memegang kekuatan eksekutif, dan memerintah dari 1795 hingga 1799, sebelum ditumbangkan oleh Napoleon Bonaparte. [Ed.]

[47] La vie en France sous le premier Empire, par le Vicomte de Broc, Paris, 1895, hal. 35-36 et. seq. [Plekhanov]

[48] St. Helena adalah pulau di mana Napoleon Bonaparte diasingkan pada Desember 1815 setelah ditangkap oleh pasukan Inggris yang berhasil mengepungnya. Dia akhirnya meninggal di sana pada 5 Mei 1821. [Ed.]

[49] Louis Phillipe (1773-1850) adalah Raja Prancis pada 1830-1848. Dia menggantikan sepupunya Raja Charles X dalam Revolusi Juli yang mengakhiri Dinasti Bourbon. Kekuasaan Louis Phillipe lalu ditumbangkan oleh Revolusi 1848 yang membentuk Republik Prancis kedua. [Ed.]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *